Di kalangan elit, ideologi hanya menjadi kembang-kembang, "abang-abang lambe", pemerah bibir, sebagai retorika.
Politikus sipil masih sibuk untuk urusan jangka pendek sehingga lupa menyiapkan figur untuk 2024.
Indonesia sangat majemuk, mustahil direduksi menjadi dua kubu. Tapi kemajemukan sering diabaikan, bahkan oleh yang gemar mengampanyekannya.
Sembilan hakim konstitusi akan membacakan putusan sengketa pilpres hari ini (27/6/2019) pukul 12.30 WIB.
Secara keseluruhan, Pilpres 2019 menunjukkan pembelahan antara suara muslim dan non-muslim, juga antara etnis Jawa dan non-Jawa.
Rivalitas tangsi terbawa ke politik. Saat masih aktif berdinas dulu, Prabowo selalu ingin lebih unggul dan itulah yang membuat rivalnya banyak.
Massa aksi di perempatan belakang Sarinah Mall masih belum membubarkan diri, demikian amatan Tirto pada Kamis (23/5/2019), pukul 03.12.
Belasan remaja berumur 14-17 tahun akhirnya ditangkap pasca-negosiasi dan persuasif oleh pihak TNI di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. (23/5/2019), pukul 02.30. Mereka rata-rata berpakaian putih-putih.
Massa di Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, tidak berhasil dikendalikan kepolisian pada Kamis (23/5/2019) dini hari sekitar pukul 02:05.
Ratusan orang masih memadati Rumah Aspirasi Prabowo-Sandiaga yang terletak di seberang Masjid Cut Meutia, Gondangdia, Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 02.00. Massa aksi menjadikan tempat ini sebagai crisis center buat menampung korban kericuhan di perempatan Jalan Wahid Hasyim.
Aparat kepolisian kembali menembakkan gas air mata ke arah massa aksi yang berada di Jalan Agus Salim (kawasan Sabang) dan Jalan Wahid Hasyim, Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 01.57.
Petugas kesehatan di RS Budi Kemuliaan bekerja lembur. Mereka bersiaga untuk mengantisipasi munculnya pasien lain korban kericuhan aksi di depan kantor Bawaslu RI.
Massa yang berdemonstrasi di Bawaslu ditangkap aparat Rabu (22/5/2019) pukul 01.43. Mereka kemudian dikumpulkan di belakang Sarinah Mall.
Aparat masih berusaha memukul mundur massa di Jalan Wahid Hasyim, Kamis (23/5/2019), sekitar pukul 01.42.
Istana Negara dijaga berlapis tak seperti biasanya, Kamis (23/5/2019) pukul 01.20.
Bentrokan di Jalan Sabang, Jakarta, mereda pada 23 Mei 2019 pukul 01:10. Massa aksi sudah tidak terlihat lagi. Kemungkinan mereka sudah kembali ke daerah Hotel Millenium atau Tanah Abang.
Polisi mulai memukul mundur massa hingga meninggalkan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 00:56.
Pasukan Brimob memukul mundur massa yang sedari tadi terus berdatangan dan menyerang barikade Polisi di Jalan KH Wahid Hasyim, tepat di samping Gedung Sarinah Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019) pukul 00:54. Mereka kini bertahan di Masjid Cut Meutia, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Aparat Kepolisian Brimob mulai mengejar massa aksi yang datang dari arah Hotel Millenium, Kamis (23/5/2019), pada pukul 00:51.
Lima orang aparat (tiga intel berbaju putih dan dua TNI) mulai memberikan tindakan persuasif di Jalan Kebon Sirih, Kamis (23/5/2019), pada pukul 00:25.
Sejumlah orang yang diduga sebagai provokator kerusuhan malam ini ditangkap oleh kepolisian saat memasuki area Sarinah Mall pada Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 00.02.
Letkol (Mar) Kanang Budi Raharjo, Komandan Batalion Infanteri 7 Marinir mengatakan warga Slipi sebetulnya tidak ingin ada bentrok. Massa kesal karena cara aparat membubarkan kerumunan salah satunya dengan menggunakan gas air mata.
Bawaslu RI masih belum aman dari gempuran massa. Meski perempatan Sarinah berhasil polisi kuasai, bukan berarti bentrokan telah selesai.
Kondisi di Slipi saat ini sudah lebih kondusif. Namun pihak kepolisian tampak melakukan apel untuk melanjutkan penjagaan.Â
Kericuhan dari arah Hotel Millenium dan arah Jalan Kebon Sirih ke perempatan Bank Indonesia masih terus berlanjut. Itu adalah dua titik tempat demonstran berkumpul.
Situasi di Slipi mulai kondusif. Massa yang diminta bubar oleh TNI tak lagi berkerumun.
Sejauh ini, setidaknya sudah ada 93 korban demo 21-22 Mei 2019 yang masuk ke tiga rumah sakit di Jakarta.
Seorang perempuan berpakaian serba hitam terlihat berteriak-teriak di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Sejumlah TNI membantu polisi menghentikan massa di Petamburan. Anggota TNI itu merupakan pasukan gabungan dari Brigif 15 Kujang II Bandung, Honif 312/KALA HITAM Subang, dan yonif 413 Kostrad Solo.
Setidaknya dua orang ditangkap polisi setelah terjadi bentrok di sekitar Bawaslu. Salah satu dari mereka memakai hoodie berwarna kuning.