Indeks Buya Syafii Maarif

Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping pada Jumat (27/5/2022) pagi.

Jokowi dijadwalkan akan melayat saat almarhum Buya Syafii Maarif berada di Masjid Gede Kauman, DI Yogyakarta.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah ke-13, Buya Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pagi ini, Jumat (27/5/2022).

Buya Ahmad Syafii Maarif baru saja meninggal dunia, berikut profil, biografi dan rekam jejaknya.

Buya Syafii Maarif menghembuskan napas terakhir di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta pukul 10.15 WIB, Jumat (27/5/2022).

Buya Syafii sudah dirawat di RS PKU Gamping sejak 10 hari lalu karena penyakit jantung.

Buya Syafii melaporkan akun Facebook atas nama Yursal St Pamenan karena dugaan ujaran kebencian.

Surya Paloh mengatakan Buya Syafii cocok menjadi ketua umum Nasdem apabila umurnya sedikit lebih muda.

Jokowi memantau kondisi kesehatan Buya Syafi'i Maarif melalui Mensesneg dan Tim Dokter Kepresidenan yang dikirim ke RS PKU Muhammadiyah, Sleman, DIY.

Menurut asistennya, Buya Syafi'i Maarif sempat mengeluarkan kencing darah. 

Zaken kabinet adalah posisi menteri yang diisi oleh kalangan ahli dan bukan berasal dari partai politik.

Buya Syafi'i Ma'arif meresponsi banyaknya ulama yang terlibat dalam politik praktis dan jadi perebutan salah satu kubu untuk meraup suara jelang Pemilu 2019.

Sejumlah tokoh lintas agama memberikan keterangan kepada media terkait encana kegiatan Doa dan Ikrar Anak Bangsa untuk Indonesia, di Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Buya Ahmad Syafii Maarif 
dikenal sebagai tokoh
lintas agama

Mantan Ketua Pimpinan Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif menyatakan bahwa kejadian pembaran gazebo dan kapet musala di Yogyakarta susah dipahami.

AA ditangkap atas penyebaran ujaran kebencian berupa penghinaan dan pencemaran nama baik melalui media sosial Facebook.

Buya Syafii Maarif menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta membahas persoalan ketimpangan ekonomi dan peran konglomerat di dalamnya.

Anggota Dewan Pengarah UKP PIP, Buya Ahmad Syafii Maarif meminta pemerintah segera membumikan nilai dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan mengatasi ketimpangan yang tajam.

Prof. Syafi'i Ma'arif tak suka menyuruh-nyuruh, tak senang memerintah-merintah. Saya tak heran jika ia pun tak sudi diatur-atur, diperintah-perintah. Saya selalu ingat kata-kata yang sering diucapkan Prof. Syafi’i tentang Tan Malaka: “Tulang punggungnya terlalu keras untuk membungkuk di hadapan siapa pun.”

Sebagian umat Islam Indonesia menganggap, pernyataan karena Buya Syafii Maarif kontroversial karena dinilai membela Basuki. Sementara itu, Muhammadiyah justru menganggap perkataan Buya Syafii sebagai pendapat biasa.