Indeks Boven Digoel

Meski kerap dianggap sebagai anak emas Belanda, Maluku melahirkan tokoh pergerakan seperti Alexander Jacob Patty.

Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri Indonesia yang menghabiskan waktu pengasingan tanpa banyak perlawanan.

Beberapa orang buangan musuh pemerintah Belanda masuk KNIL selama Perang Dunia II, lalu mundur dan balik mendukung Indonesia setelah Proklamasi.

Pemilihan ulang harus dilaksanakan di Kabupaten Boven Digoel dengan tak lagi mengikutsertakan Yusak Yaluwo-Yakob Waremba sebagai peserta Pilkada.

Pilkada 2020 di Boven Digoel sempat tertunda karena terdapat sengketa pasangan calon dan demonstrasi berujung tindak kekerasan.

Bawaslu putuskan Yusak Yaluwo boleh ikut Pilkada Boven Digoel 2020 setelah sempat ditunda oleh KPU.

Pilkada Boven Digoel bermasalah. Kerusuhan terjadi. Paslonnya bermasalah, pun dengan anggota KPU-nya.

Pengumuman hasil tes CPNS formasi 2018 di Kabupaten Boven Digoel bisa dicek melalui bovendigoelkab.go.id dan sscn.bkn.go.id.

Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Dari hasil penyidikan, polisi menyimpulkan tidak ada dugaan tindak kriminal yang menjadi penyebab kematian tersebut.

De Jonge galak kepada kaum pergerakan.

Kadisdik Boven Digoel mengeluhkan kondisi sekolah dasar di sana yang masih kekurangan tenaga pendidik.

Dalam Rembuk Nasional Pendidikan Kebudayaan 2019, Jokowi sempat menyatakan jalan utama di Boven Digoel, Papua sudah mulus. Sebaliknya, Kadis Pendidikan Boven Digoel menyatakan belum.  

Orang PKI Digoelis pernah dilarikan ke Australia. Di sana, mereka dijadikan sekutu Belanda untuk melawan Jepang.

Umur membandul.
Angin masygul mengampul
di Boven Digul.

Thomas Najoan di Boven Digoel:“Tak ada perjuangan kemerdekaan hanya dengan berpangku tangan di Tanah Merah. Usaha lari adalah perjuangan.”

Melihat penderitaan orang miskin, ia keluar sekolah dan melawan Belanda, sampai akhirnya dibuang ke Digoel.

Inggit Ganarsih mengakui Sukarno pernah mengundurkan diri dari Partindo. Namun, ia menolak percaya Sukarno memohon ampun kepada pemerintah kolonial.

Selain melalui sajaknya, dukungan Henritte Rolland Holst alias Tante Jet bagi pergerakan nasional Indonesia juga dirasakan secara nyata di mata orang-orang Perhimpunan Indonesia macam Hatta, dkk.

Inilah orang-orang Tionghoa yang berjuang dari sisi kiri pergerakan nasional. Mereka dibuang oleh Belanda ke Boven Digoel.