Menuju konten utama

Puting Beliung Rusak Rumah di Bekasi dan Muncul di Kepulauan Seribu

Angin puting beliung merusak sejumlah rumah di Bekasi. Belum genap 24 jam usai peristiwa itu, tiga angin puting beliung muncul di perairan dekat Kepulauan Seribu.

(Ilustrasi) Seorang warga membersihkan rumahnya yang rusak berat akibat diterjang angin puting beliung di kawasan kelurahan Sidomulyo, Medan, Sumatera Utara, Jumat (25/8/2017). ANTARA FOTO/Septianda Perdana.

tirto.id - Angin puting beliung hanya membutuhkan waktu 1 menit untuk merusak puluhan rumah di Kelurahan Sumurbatu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (22/10/2017) sore.

"Puncaknya terjadi pukul 16.00 WIB, saat saya mendengar ada suara angin ribut dari arah selatan menuju timur. Semenit kemudian saya lihat halaman sudah berantakan," kata salah satu korban warga RW01 Sumurbatu, Misna (57), di Bekasi, pada Senin (23/10/2017) seperti dikutip Antara.

Menurut Misna, ketinggian putaran angin saat itu mencapai sekitar 10 meter dan menerjang rumahnya hingga sebagian tembok mengalami retak dan atap beterbangan. Angin juga merusak kebun pohon pisang di depan rumahnya. Sejumlah tanaman jenis akasia di kebun itu ikut beterbangan.

"Tak lama tembok pada retak. Saya langsung keluar karena takut terjadi sesuatu. Yang saya pikirkan saat itu hanya nyawa saya dan keluarga," katanya.

Saat dia keluar rumah, situasi angin sudah mulai berkurang, hanya menyisakan situasi halaman yang tampak berantakan dan dipenuhi puing genteng.

"Cuma semenit angin kencang ini lewat di rumah saya. Seketika situasi berubah berantakan," kata Misna.

Ketua Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Ahmad Dimyati, mengatakan sebanyak tiga dari 20 rumah yang terindetivikasi mengalami kerusakan parah.

"Ini yang terbesar walaupun di Jatiasih terjadi hujan es pekan lalu. Kalau saya lihat memang faktor kayu-kayu bagian atap rumah yang sudah lapuk, terbawa angin," kata dia.

Menurut Dimyati, pihaknya sudah memberikan bantuan dari pemerintah setempat kepada para korban berupa selimut dan beragam makanan.

"Untuk sementara, tugas kami difokuskan pada pemotongan dahan kayu yang tumbang. Kami juga sedang membagi tim untuk membersihkan puing rumah yang hancur," kata dia.

Sehari berselang, tiga angin puting beliung muncul di sekitar perairan dekat Kepulauan Seribu, Jakarta. Beruntung, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho angin puting beliung itu tidak memicu kerusakan.

"Puting beliung terjadi di dekat Pulau Opak, di belakang Pulau Kaliage yang merupakan pulau yang tidak berpenduduk. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan," kata Sutopo hari ini.

Dia mengatakan tiga puting beliung itu muncul bersamaan di perairan kawasan Karang Lebar, Kelurahan Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu. Peristiwa itu pada Senin pukul 09.00 WIB. Ekor puting beliung berputar di sekitar perairan sehingga menimbulkan gelombang kecil di laut.

Fenomena terjadinya tiga puting beling bersamaan, menurut Sutopo, merupakan kasus langka untuk kawasan tropis seperti di Indonesia.

"Ini makin menunjukkan bahwa iklim telah berubah akibat dari rusaknya lingkungan dan terganggunya keseimbangan sistem bumi," kata dia.

Dia mengatakan fenomena kemunculan puting beliung meningkat saat pergantian musim (pancaroba) seperti saat ini dari kemarau menuju penghujan. Adanya perbedaan temperatur yang kontras antara permukaan daratan, perairan dan atmosfer menyebabkan terjadi perbedaan tekanan udara sehingga terbentuk puting beliung.

Dia mengimbau masyarakat selalu waspada dengan cuaca ekstrem selama musim pancaroba. Hujan deras yang diikuti dengan angin kencang dan puting beliung berpotensi meningkat kejadiannya.

"Hindari aktivitas di bawah pohon-pohon besar dan papan-papan reklame besar karena berpotensi roboh tertiup angin kencang," kata dia.

Baca juga artikel terkait PUTING BELIUNG

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom
-->