tirto.id - Kepala Bidang Diseminasi Informasi Hukum dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko mengklaim awal Januari bukan puncak musim hujan 2020 di seluruh Indonesia. Awal Januari dibuka dengan hujan dan banjir di mana-mana.
"Musim puncaknya akan terjadi pada Februari dan Maret," kata Hary dalam diskusi 'Banjir Bukan Takdir' di pos pengungsian di Cawang, Jakarta, Sabtu (4/1/2019).
Jika intensitas hujan dalam satu minggu pada Januari--yang menyebabkan banjir di mana-mana--bisa terjadi dua sampai tiga kali, maka pada Februari dan Maret hujan diprediksi akan terjadi hampir setiap hari.
"Artinya curah yang tertinggi intensitasnya," terang dia.
BMKG mengatakan curah hujan awal tahun 2020 "sangat ekstrem." Bahkan curah hujan pada 1 Januari kemarin jadi yang tertinggi sejak 24 tahun terakhir.
Dengan demikian, mungkin pada Februari dan Maret curah hujan lebih tinggi dari itu.
Hary mengatakan BMKG akan berupaya semaksimal mungkin memberikan informasi kepada masyarakat lewat early warning sistem.
Banjir yang terjadi sejak Rabu (1/1/2020) menjadi pukulan telak bagi sebagian warga Jabodetabek dan Banten. Transportasi umum sempat lumpuh, akses jalan tergenang, listrik padam dan kerugian material ada di mana-mana.
Di Bekasi saja, jika ditotal, jumlah warga terdampak menyentuh lebih dari 366 ribu jiwa. Sedangkan di Jakarta, pada hari pertama saja seluruh posko banjir di DKI tercatat menampung total 31.232 pengungsi.
Itu belum termasuk pengungsi di daerah lain seperti Tangerang (diperkirakan lebih dari 16.000).
BNPB mencatat secara keseluruhan ada lebih dari 409 ribu warga terdampak banjir kali ini. Itu belum termasuk di wilayah lain di luar Jabodetabek seperti di Lebak.
Terhitung hingga Jumat (4/1/2020), rekapitulasi sementara BNPB mencatat banjir di Jabodetabek dan Banten telah memakan 43 korban meninggal.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Rio Apinino