tirto.id -
Wakil Ketua Umum Gerindra Bidang Buruh Arief Poyuono mengaku pujiannya kepada Joko Widodo berdasar fakta yang ada atas kinerja yang bersangkutan sebagai presiden.
"Pak Prabowo mengajarkan kejujuran. Dia bilang jangan mengkritik tanpa fakta. Kalau itu bagus katakan bagus," kata Arif melalui telepon kepada awak media, Rabu (9/8/2017).
Maka, dirinya menganggap bahwa Prabowo tidak akan marah dengan pernyataannya tersebut. Kalaupun ada politisi dan kader Gerindra lainnya yang marah, menurutnya, "itu yang males kerja dan ngomong doang."
Selain itu, Arief juga membantah pujiannya kepada Jokowi karena pelaporan sayap PDIP Repdem atas ujarannya sebelumnya yang menyebut PDIP dekat dengan PKI.
"Bukan karena ada tujuan apapun. Ini benar, seorang rakyat memang biasanya memilih calon presiden berdasarkan masalah ekonomi. Masyarakat enggak mau tahu ideologinya apa. Yang penting rakyat sejahtera, harga terjangkau, jalan sudah bagus," kata Arief.
Bahkan, Arief mengaku tidak merasa bersalah dengan ujarannya yang sebelumnya dan selalu siap untuk menjalani proses hukum yang ada.
"Saya hadapi (proses hukum). Udah biasa saya dipanggil," kata Arief.
Namun, saat ditanya apakah dirinya akan pindah partai ke PDIP, Arief mengaku tetap akan di Gerindra dan setia dengan Prabowo.
"Saya punya strategi untuk kalahkan Jokowi. Strateginya apa, jangan sekarang saya ungkap," kata Arief.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP PDIP Andreas Pareira mengaku tidak ambil pusing pujian Arief itu tulus atau karena pelaporan pihaknya.
"Terimakasih atas pujiannya," jawabnya singkat melalui pesan singkat kepada Tirto saat ditanya mengenai hal ini, Rabu (9/8/2017).
Sementara itu, beberapa politisi lainnya juga menanggapi pujian Arief kepada Jokowi. Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzili berharap pujian tersebut merupakan pujian yang tulus dan ikhlas dari hati yang paling dalam. Bukan disebabkan karena buntut persoalan pernyataannya tentang PDIP.
"Sehingga dengan demikian Pak Arief selalu konsisten dalam menyampaikan pernyataannya ke publik," kata Ace saat dihubungi, Rabu (9/8/2017).
Ace pun berharap pujian itu dapat ditularkan kepada kader Gerindra lainnya agar mempunyai pandangan yang sama terhadap kepemimpinan Jokowi.
"Apalagi yang mengapresiasinya kader Partai Gerindra yang selama ini selalu kritis terhadap pemerintahan Jokowi. Tapi ya itu tadi, saya berharap pujian itu obyektif dan tulus seperti halnya Partai Golkar yang konsisten mendukung pemerintahan Jokowi," kata Ace.
Berprasangka baik, Ace enggan menarik pujian Arief sebagai sebuah strategi politik Prabowo dan Gerindra untuk 2017.
"Masak sih bagian dari strategi politik Gerindra dengan memuji sampai setinggi langit seperti itu," kata Ace.
Selanjutnya, Wasekjen PKB Daniel Johan tak ingin menganggap pujian Arief kepada Jokowi sebagai suatu hal yang serius seperti halnya ketika yang bersangkutan menyebut PDIP dekat dengan PKI.
Karena, menurut Daniel, Arief memang merupakan sosok yang suka ceplas-ceplos dalam berkomentar tentang sesuatu hal.
"Enggak perlu marah juga gak perlu senang, anggap saja guyonan seorang sahabat," kata Daniel melalui pesan singkat pada Tirto, Rabu (9/8/2017).
Meski begitu, Daniel mengaku mengapresiasi pujian Arief kepada Jokowi sebagai hal yang menurutnya, "jauh lebih mulia dari menghujat."
Perlu diketahui, sebelumnya Arief memuji pemerintahan Jokowi sukses untuk mengendalikan stabilitas perekonomian dan sukses melakukan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Maka, Arief menyebut bahwa Jokowi pantas untuk kembali mencalonkan diri sebagai Presiden di 2019.
Baca juga artikel terkait PARTAI GERINDRA atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi
tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri