tirto.id - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyampaikan bahwa PT MRT Jakarta kini sedang mengembangkan kawasan berorientasi transit atau TOD.
"Masih dalam proses review Pergub TOD diharap tidak dalam waktu yang lama. Kami tidak seharusnya terpatok pada Pergub dan perlu fleksibel," kata William di kawasan Jakarta Selatan, pada Rabu (26/6/2019).
"Untuk analisis teknis, mulai dari masterplan, dan memfasilitasi stakeholder di kawasan itu, dilakukan oleh BUMD terkait. Tidak dalam waktu lama akan keluar pergubnya," lanjutnya.
William menyampaikan bahwa penataan TOD akan memprioritaskan pedestrian. Langkah tersebut akan mulai diimplementasikan di Stasiun Dukuh Atas. Stasiun Lebak Bulus pun akan diaplikasikan hal yang sama.
"Transit Plaza Lebak bulus untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Daerah ini kita akan canangkan seperti Dukuh Atas," ujar William.
Ia juga menyampaikan TOD Stasiun Blok M dan Asean akan digabungkan dalam satu wilayah. Rencananya, akan mulai dilakukan pada sekitar bulan Juli atau Agustus.
"TOD Blok M-Asean. Ini konsepnya jadi satu. Pengembangannya akan terintegrasi dan berkonsep garden city," jelasnya.
Untuk TOD Fatmawati, William menyampaikan pihaknya sudah mulai menawarkan ke pihak pengembang. "Ini daerah yang juga kami kembangkan di Jaksel dan sudah kami tawarkan ke pengembang. Pihak Tripatra sudah setuju dan kami akan segera memiliki park and ride," ujarnya.
Kemudian TOD Stasiun Haji Nawi akan menawarkan kegiatan lokal yang inklusif dan aktif. "Kami berharap aktivitas [masyarakat] tetap bisa dipertahankan" ujar William.
Selanjutnya, Stasiun MRT Kota nantinya akan diintegrasikan dengan Stasiun Jakarta Kota.
"Keluarnya persis di depan stasiun KCI. Ini masih design dan tentu kami berharap yang sedang di-design, yaitu dengan ruang terbuka di mana masyarakat dapat berinteraksi itu bisa terealisasi," ungkapnya.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri