Menuju konten utama

Prosedur Operasi Miom, Jenis, Tujuan dan Risikonya

Viral netizen operasi miom dua kilogram, bagaimana prosedur operasi pengangkatan miom dan apa saja risikonya?

Prosedur Operasi Miom, Jenis, Tujuan dan Risikonya
Ilustrasi dokter melakukan pembedahan pasien di ruang operasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Media sosial twitter sempat dihebohkan dengan kisah yang diunggah oleh salah satu penggunanya, @weirdniss. Ia mengungkapkan kondisi tubuhnya pasca sebulan operasi pengangkatan miom sebesar 2 kilogram.

“Hari ini sebulan pasca operasi pengangkatan miom. Masih agak asing dengan kondisi perut yang nggak lagi buncit hihi (iyalah, 2kg di perutku huhu kayak bayik).” Demikian unggahan yang dibagikan @weirdniss.

Berawal dari munculnya benjolan sebesar biji salak di area perut bagian bawah vagina. Ia, tidak langsung memeriksakannya, benjolan tersebut ternyata semakin membesar hingga ukurannya sebesar bola tenis dan keras.

Dikarenakan khawatir, akhirnya pengguna akun @weirdniss memberanikan diri untuk berkonsultasi ke dokter, dan diputuskan untuk operasi pengangkatan miom.

Beragam komentar disampaikan netizen tentang penyebab munculnya miom, seperti konsumsi makanan junk food, mie instan, dan konsumsi makanan instan lainnya. Lalu benarkah miom disebabkan oleh konsumsi makanan junk food?

Apa itu Miom?

Miom adalah tumor jinak yang mengandung otot di lapisan rahim, dan dapat berkembang di dalam atau luar dinding rahim. Umumnya penderita miom tidak mengalami gejala-gejala spesifik. Biasanya penderita miom memiliki satu atau beberapa benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda.

Selain itu gejala pendarahan juga sering kali terjadi pada kasus mioma uteri submukosum atau mioma geburt. Hal tersebut karena letaknya yang berada di dinding rahim sehingga akan luruh saat haid.

Miom memiliki ukuran bervariasi, mulai dari seukuran biji apel hingga jeruk bali. Dalam keadaan tertentu, misalnya saat hamil, miom bisa tumbuh lebih cepat. Pada wanita yang mengalami menopause, ukuran miom justru mengecil. Miom sering ditemui pada 20-25% wanita usia reproduksi dan 30-40% wanita usia >40 tahun.

Prosedur Operasi Pengangkatan Miom

Kondisi miom di dalam rahim kerap mengkhawatirkan. Selain mengganggu siklus menstruasi, munculnya miom juga ditakutkan bisa mengganggu probabilitas untuk memiliki anak.

Operasi miom menjadi alternatif dari penderita miom dengan beberapa kondisi berikut yang mengharuskan miom perlu dioperasi adalah: 

  • Ukuran miom cukup signifikan sehingga terlihat dari bentuk perut yang berubah 
  • Perut bagian bawah terasa nyeri atau terasa seperti ditekan
  • Perdarahan mens yang berat 
  • Periode mens berlangsung lebih dari seminggu
  • Rasa nyeri saat berhubungan seksual
  • Sulit hamil
Ada tiga jenis utama operasi miom, yaitu miomektomi, histerektomi, ataupun melalui ablasi radioterapi. Berikut ini penjelasan dari ketiga jenis operasi miom.

1. Miomektomi

Prosedur operasi dengan opsi yang paling minim risiko. Operasi Miomektomi sangat disarankan bagi Perempuan yang ingin atau berencana untuk hamil karena dapat mengangkat miom tanpa merusak jaringan rahim. Operasi Myomectomy bisa dilakukan dengan beberapa cara: 

  • Laparoskopi adalah tipe pembedahan melalui dua sayatan kecil di perut dengan memasukkan, kamera untuk melihat bagian dalam rahim dan alat potong untuk melepaskan miom. Tipe pembedahan ini hanya bisa dilakukan pada miom berukuran kecil.
  • Histeroskopi pada kasus miom yang ukurannya kecil dan jumlahnya sedikit. Dokter akan memasukkan selang elastis yang dilengkapi kamera dan lampu kecil melalui lubang vagina untuk mendeteksi miom dan kemudian memotongnya.
  • Miomektomi abdominal adalah tipe bedah dengan membuat sayatan di bagian bawah perut untuk mengangkat miom berukuran besar.

2. Ablasi endometrium

Operasi miom ini dilakukan dengan tujuan menghancurkan lapisan endometrium atau lapisan dinding rahim. Prosedur ini diglakukan untuk kasus pendarahan berat dan menghancurkan miom-miom berukuran kecil.

Ablasi endometrium dapat secara signifikan mengurangi jumlah darah menstruasi, namun sayangnya juga menurunkan kemungkinan untuk hamil.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Ruhma Syifwatul Jinan

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ruhma Syifwatul Jinan
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari