Menuju konten utama

Promosi Diri Tanpa Terkesan Pamer? Ada Strateginya!

Saat menceritakan hal positif tentang kinerjamu di kantor, coba sisipkan juga pujian untuk kolegamu agar kamu tak terlihat self-centered atau membual.

Promosi Diri Tanpa Terkesan Pamer? Ada Strateginya!
Header diajeng Self Promote. tirto.id/Quita

tirto.id - Vina, seorang HRD sebuah perusahaan keuangan, beberapa kali merasa kecewa seusai melakukan proses rekrutmen. Pasalnya, ia sering menjumpai kandidat calon karyawan yang ternyata keterampilannya tak sesuai seperti yang tertulis di akun LinkedIn-nya.

“Ternyata, banyak orang membual di CV, saat proses tes dan interview, skill mereka tidak hebat-hebat amat,” ungkapnya, “Waktu saya terbuang banyak karena menyeleksi banyak orang.”

Banyak orang saat ini dengan mudah memamerkan pencapaian karier di sosial media. Tak jarang mereka melebih-lebihkan kemampuannya. Pada waktu sama, ada pula sebagian orang lain yang cenderung malu-malu menampilkan keterampilannya.

Di balik itu semua, mempromosikan diri sangat bagus untuk perkembangan karier. Apalagi di era kerja-jarak-jauh, menyampaikan ide kepada atasan atau rekan kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan penghargaan atau rekognisi.

Kamu sendiri, apakah termasuk dalam kelompok yang kurang nyaman mempromosikan diri sendiri padahal punya segudang prestasi?

Kalangan profesional berkompeten yang kesulitan menyuarakan pencapaiannya ini disebut oleh Meredith Fineman sebagai “qualified quiet”. Sayangnya, memiliki sifat seperti ini dapat berdampak negatif pada kariermu.

“Saat ini waktu yang tersedia lebih sedikit untuk mendapatkan visibilitas dan perhatian,” kata penulis penulis Brag Better: Master the Art of Fearless Self-Promotion (2020) ini, “Banyak dari kita kurang mempunyai kosakata untuk berbicara positif tentang pencapaian profesional kita.”

diajeng Self Promote

Ilustrasi diajeng Self Promote. (FOTO/iStockphoto)

Terlebih, karena eranya saat ini bekerja jarak jauh, maka seseorang akan kehilangan alat untuk menunjukkan kemampuan mereka, yaitu pertemuan tatap muka. “Tidak seorang pun akan tahu apa yang kalian kerjakan, kecuali kalian memberi tahu mereka,” tambah Fineman.

Sependapat dengan Fineman, Klaus Peggy Klaus, ahli komunikasi dan kepemimpinan yang juga penulis buku Brag! The Art of Tooting Your Own Horn Without Blowing It (2003) mengatakan, “Kamu perlu memberi tahu ke orang lain apa yang kamu kerjakan, kesuksesan yang sudah kamu raih, dan tantangan yang pernah kamu atasi, serta proyek yang terselesaikan. Jika ada wacana pengurangan karyawan, kamu termasuk orang yang akan dipertahankan.”

“Kita perlu sampaikan pada atasan, sedang mengerjakan apa dan yang hasil yang sudah dicapai. Ini bentuk promosi diri yang sangat dasar, tidak perlu membual dan melebih-lebihkan, tapi sesuai fakta. Jangan merasa menjilat karena kamu menyampaikan fakta,” tambah Klaus.

Klaus menuturkan, seorang pemimpin perusahaan pernah bercerita padanya tentang 70 orang bawahan di kantornya. Akan tetapi, bos ini sama sekali tak tahu apa yang mereka kerjakan, sehingga ia membiarkan bawahannya agar memberi tahu. “Bosmu juga bukan cenayang,” simpul Klaus.

Promosi diri sering kali membuat dilema. Saat kamu menceritakan tentang keberhasilan dirimu, kamu bakal terlihat lebih kompeten dan mampu mengerjakan tugas. Pada waktu sama, kamu mungkin juga merasa terlihat kurang ramah, kurang bersahabat, dan egois.

Kebalikannya, depresiasi diri atau membagikan tentang kemunduran pekerjaan dapat membuat orang jadi lebih mudah mendekatimu, tapi kamu jadi kelihatan kurang kompeten.

Lalu, bagaimana caranya menciptakan kesan diri yang baik namun tetap dapat menyampaikan kompetensi dengan ramah dan tanpa terlihat sombong?

Studi di Journal of Personality and Social Psychology (2023) punya jawabannya: strategi dual-promotion. Strategi ini merujuk pada upayamu untuk membanggakan pencapaian sendiri, diiringi dengan aksi memuji kolegamu atas keberhasilannya. Artinya, orang lain akan melihat kemampuanmu sekaligus merasa dihargai karena kamu menunjukkan kepedulian padanya.

Bicara positif tentang orang lain merupakan sinyal yang menunjukkan bahwa kamu bukan orang yang self-centered.

Penelitian yang melibatkan 2.558 partisipan tersebut menemukan bahwa dual-promotion dapat menciptakan persepsi keramahan tanpa merugikan evaluasi kompetensi seseorang.

Individu yang menerapkan dual-promotion pun lebih disukai dengan karena keramahan dan kompetensinya, daripada mereka yang hanya fokus pada pamer keberhasilan diri.

diajeng Self Promote

Ilustrasi diajeng Self Promote. (FOTO/iStockphoto)

Nah, kemudian, bagaimana step-by-step yang oke untuk mempromosikan diri?

Langkah pertama, coba perbarui akun LinkedIn-mu. Di arena inilah orang-orang berpromosi diri. Tuliskan biografi singkat tentang siapa dirimu, pengalaman kerja yang sudah kamu lalui, dan apa saja yang sudah kamu kerjakan termasuk pencapaianmu.

Tak masalah menyombongkan diri di LinkedIn, asalkan sesuai dengan fakta dan kemapuan yang kamu miliki. Tinjau LinkedIn-mu setiap tiga bulan sekali dan jangan lupa perbarui pencapaianmu.

Terakhir, lakukan penelusuran terhadap situs web pribadi dan profil media sosialmu. Pastikan semuanya rapi dan sertakan pencapaianmu. Situs web pribadi merupakan tempat untuk menunjukkan siapa dirimu, termasuk kepribadian dan minatmu.

Fineman mengatakan, “Setiap profesional membutuhkan kehadiran situs web pribadi yang kuat.”

Kamu juga bisa mencantumkan tautan di surel yang mengarahkan ke situs web pribadi atau portofolio. Jangan pernah ragu juga untuk menuliskan penghargaan yang pernah kamu peroleh di portofolio, ya!

Fineman menjelaskan, diperlukan tiga pilar saat menyampaikan keberhasilan: bangga, lantang, dan strategis.

“Ada orang yang sulit merasa bangga atas pencapaian yang telah diraih. Banggalah atas kerja kerasmu.”

Lantang berarti pengulangan dan konsistensi akan kinerjamu. Strategis artinya kamu paham siapa yang kamu sasar. Misalnya, ketika kamu ingin kenaikan gaji, maka bagikan keberhasilanmu pada pihak yang dapat mengambil keputusan tentang kenaikan gaji.

diajeng Self Promote

Ilustrasi diajeng Self Promote. (FOTO/iStockphoto)

Promosi diri juga bisa dilakukan saat rapat di kantor. Kamu dapat menerapkan dual-promotion dengan menyertakan keberhasilan tim atau bahkan sainganmu. Sampaikan pujian dengan tulus dan spesifik. Jangan lupa untuk menyisipkan poin-poin tentang keberhasilanmu sendiri, ya!

Strategi dual-promotion berlaku bagi laki-laki atau perempuan.

Studi di The Quarterly Journal of Economics (2022) menunjukkan, perempuan kurang dapat mempromosikan dirinya daripada laki-laki. Ini dapat merugikan perempuan dalam hal karier karena pencapaiannya cenderung kurang dihargai daripada pekerja laki-laki.

Dengan menerapkan dual-promotion, ketimpangan promosi diri antargender pun berpotensi teratasi.

Jadi, kalau tiba kesempatan untuk “menyombongkan diri”, manfaaatkanlah itu sebagai ajang promosi diri untuk meningkatkan nilai jual kinerjamu di kantor, ya!

Baca juga artikel terkait LYFE atau tulisan lainnya dari Daria Rani Gumulya

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Daria Rani Gumulya
Penulis: Daria Rani Gumulya
Editor: Sekar Kinasih