tirto.id - Gerakan penolakan terhadap rencana pendirian industri di Rempang, Batam, pada September 2023, menjadi tantangan yang masih dihadapi dalam hubungan antara industri dan masyarakat sekitar. Kasus tersebut menunjukkan bahwa konsep Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada belum sepenuhnya mampu mengatasi ketegangan ini dan memberikan jaminan mengenai keberlanjutan industri.
Pengalaman tersebut juga berlaku pada sektor pariwisata alam yang berkembang di Kelurahan Pasir Putih, Sawangan, Depok. Di wilayah ini, terdapat tiga destinasi wisata alam utama: Pondok Zidan, De Kandang, dan Pemandian Pasir Putih.
Meski Ormas Gerakan Pemuda Ansor Pasir Putih telah berupaya mengintegrasikan masyarakat dengan industri wisata alam tersebut, belum ditemukan format ideal untuk melestarikan model integrasi yang diinginkan.
Menanggapi situasi ini, Program Studi Penerbitan, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta, merasa penting untuk melakukan pendampingan terhadap GP Ansor Ranting Pasir Putih sebagai mitra kegiatan pengabdian masyarakat. Pendampingan ini bertujuan untuk memperkuat integrasi antara masyarakat setempat dan industri dengan mengadopsi teori Social License to Operate (SLO).
Salah satu kelompok yang akan menjadi fokus utama adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang diuntungkan oleh keberadaan industri wisata alam. Kegiatan ini terlaksana pada Kamis, 15 Agustus 2024 pukul 09.00-15.00 WIB.
Kegiatan meliputi pelatihan dari dosen Prodi Penerbitan mengenai Pemanfaatan Media Sosial sebagai Branding UMKM oleh Fani Nur Jannah, Pengajuan Sertifikat Halal UMKM oleh Zaenal Abidin Eko Putro, dan Pentingnya Cetak Kemasan untuk Branding UMKM oleh Saeful Imam. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekaligus menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara industri dan komunitas lokal.