Menuju konten utama

Program Kerja ESDM Dipastikan Bebas Politisasi Jelang Pilpres 2019

Sebelumnya, ada anggapan yang menyatakan penyerahan Blok Rokan menjadi salah satu agenda politik Jokowi untuk maju di Pilpres 2019.

Program Kerja ESDM Dipastikan Bebas Politisasi Jelang Pilpres 2019
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar didampingi Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial dan Kepala SKK Migas Amin Sunaryadi memberikan keterangan pers tentang pengumuman penetapan pengelolaan blok migas Rokan di Ruang Sarula, Gedung Kementerian ESDM, pada Selasa (31/7/2018). ANTARA FOTO/HO/Humas Kementerian ESDM/Yustinus Agyl Kurniawan

tirto.id - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengatakan, pihaknya tidak akan mempolitisasi program kerja ESDM menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Salah satunya perihal kepastian investasi bagi investor asing.

"Apa yang sudah kami putuskan dan kontrak sudah ditandatangani kan berarti sudah ada kepastian. Saya mengurus berkaitan dengan proker [program kerja] kami sendiri [tidak perihal politik]," ujar Arcandra di Kementerian ESDM Jakarta pada Jumat (10/8/2018).

Ia menuturkan, sampai saat ini dia belum menerima komplain dari investor asing soal ketidakpastian kontrak kerja di bidang ESDM. "Yang menyampaikan kekhawatiran ke saya enggak ada," ucapnya.

Sebelumnya, ada anggapan yang menyatakan bahwa penyerahan Blok Rokan dari Chevron kepada Pertamina itu menjadi salah satu agenda politik dari calon presiden (capres) petahana, Joko Widodo untuk maju di Pilpres 2019.

Penyerahan Blok Rokan ke Pertamina seolah mencitrakan nasionalisasi di blok-blok terminasi dalam negeri yang sebelumnya dikelola asing. Namun, hal tersebut dibantah oleh Arcandra.

"Enggak ada konsep nasionalisasi, yang ada konsep rasionalitas. Sudah ada kriteria KKP [komitmen kerja pasti], signatur bonus, diskresi (split/bagi hasil), pembagian untung ke negara. Prinsipnya adalah penawaran yang terbaik bagi negara," jelasnya.

Pemerintah menyerahkan Blok Rokan ke Pertamina pada 31 Juli 2018. Blok Rokan merupakan Wilayah Kerja migas terbesar di Asia Tenggara dengan luas wilayah 6.220 kilometer (Km) persegi, yang memiliki lapangan kerja di Duri, Minas, dan Bekasap.

Catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengatakan realisasi produksi minyak siap jual (lifting) dari Blok Rokan ini per Maret 2018 lalu mencapai sebesar 212 ribu barel per hari (bph).

Sejak 1971, Blok Rokan yang terletak di Riau dikuasai perusahaan energi raksasa dunia asal Amerika Serikat, PT Chevron Pacific Indonesia. Pada 8 Aguatus 2021 mendatang, masa kontrak kerja sama (KKS) Chevron sebagai kontraktor di Blok Rokan akan habis.

"Pertamina bisa menawarkan lebih besar dibanding Chevron," kata Arcandra.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Politik
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto