Menuju konten utama
Sumpah Pemuda

Profil Joey Alexander: Pianis Muda Indonesia yang Mendunia

Berikut adalah karier dan prestasi Joey Alexander, musikus muda Indonesia yang mendunia. 

Profil Joey Alexander: Pianis Muda Indonesia yang Mendunia
Joey Alexander. youtube/ Joey Alexander

tirto.id - Nama Joey Alexander pernah menghebohkan dunia musik, tidak cuma di Indonesia, tetapi juga dunia. Bagaimana tidak, ketika umurnya masih 13 tahun, dia sudah mendapat dua nominasi di ajang penghargaan musik paling bergengsi, Grammy Awards 2016.

Tidak cuma meraih nominasi, Joey juga diundang sebagai penampil di acara itu. Pada tahun 2017, Joey kembali masuk dalam nominasi Grammy. Meskipun dia belum berhasil menyabet penghargaan itu, tetapi apa yang dia dapatkan, bisa dibilang belum pernah diraih oleh musikus Indonesia.

Seperti diunggah di Instagramnya, sampai saat ini, Joey masih sering tampil di berbagai acara festival jazz di beberapa negara, mulai dari Festival Jazz al Parque, sampai Jasarum Jazz Festival Korea.

KONSER JOEY ALEXANDER

pianis joey alexander beraksi pada konser bertajuk joey alexander live in concert di jiexpo, jakarta, minggu (22/5). konser perdana nominator termuda grammy award 2016 di jakarta itu tampil berkolaborasi dengan musisi jazz legendaris internasional seperti jeff tain watts dan dan chmielinski. antara foto/hafidz mubarak a./pd/16

Profil Joey Alexander

Joey Alexander adalah pianis dan musikus kelahiran Denpasar 25 Juni 2003. Sekitar tahun 2011, orang tuanya mengajak Joey ke Redwhite Jazz Lounge, Kemang, Jakarta Selatan, sebuah klab jazz yang dikelola Indra Lesmana, musisi jazz papan atas.

Waktu itu, orang tua Joey ingin sang anak manggung bersama Indra dalam acara "Jazz for Kids". Indra juga diminta untuk mengajari Joey. Selang tiga tahun kemudian, Joey bersama keluarganya hijrah ke Amerika Serikat.

Mendengar hal tersebut, Indra pun merekomendasikan Joey kepada seorang temannya yang mengelola program jazz di Lincoln Centre, Manhattan, New York.

Pada 2014, Joey tampil di ajang bergengsi tingkat dunia di Lincoln Center di Rose Hall, Jazz Foundation of America, Kota New York dan Arthur Ashe Learning Center di Gotham Hall.

Setahun kemudian, Joey merilis album “My Favorite Things” tepatnya pada 12 Mei 2015. Album ini dirilis oleh label musik langganan peraih Oscar, Motema Music. Joey diproduseri oleh peraih Grammy, Jason Olaine.

Hijrah dan merilis album musik di Amerika, membuat karier Joey semakin moncer. Dia dinominasikan ke dalam dua kategori Grammy Award ke-58 yakni, Best Jazz Instrumental Album untuk albumnya “My Favorite Things”. Karyanya bersaing dengan musisi jazz senior, John Scofield.

Joey juga dinominasikan sebagai Best Improvised Jazz Solo untuk lagunya “Giant Steps”. Dalam ajang Grammy, Joey tampil dua kali dan mendapat sambutan hangat. Yang pertama dalam Premiere Grammy Award Ceremony 2016 di Microsoft Theater, Los Angeles, California, Amerika Serikat.

Sedangkan yang kedua pada acara Grammy Awards 2016 di Staples Center, Los Angeles. Seusai tampil di Staples Center, ia pun mendapat standing ovation dari para tamu. Taylor Swift, Selena Gomez dan Chris Stapleton pun ikut memberikan tepuk tangan meriah kepadanya.

Hal tersebut menjadi kebanggaan untuk Indonesia kendati belum berhasil menyabet piala Grammy. Joey tetap banjir pujian, baik dari musisi dalam maupun luar negeri.

"Saya bangga terhadap pencapaian tersebut, saya tahu persis bahwa tidak mudah untuk bisa menembus nominasi Grammy," kata Purwacaraka seperti dilansir dari Antara.

"Masuk nominasi Grammy itu jelas sesuatu yang hebat, sebab musisi Amerika Serikat saja, yang karyanya memiliki akses dekat dengan pasar yang jadi runutan utama panitia tidak sembarangan orang bisa masuk," tambahnya.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya