tirto.id - Salah satu kejutan besar yang sejauh ini sudah terjadi di fase grup Piala Dunia 2022 Qatar adalah hasil Jerman vs Jepang, yang berkesudahan 2-1 untuk skuad Samurai Biru. Dalam laga itu pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, dianggap melakukan pergantian pemain yang jitu, hingga membawa timnya sukses membalikkan kedudukan.
Timnas Jepang sempat tertinggal lebih dulu dalam pertandingan yang berlangsung di Khalifa Inernational Stadium, Al Rayyan, pada Rabu (23/11/2022) malam. Babak pertama, Ilkay Gundogan berhasil membawa Jerman memimpin 0-1 lewat eksekusi penalti.
Paruh pertama laga memang praktis berada di bawah kendali penuh Jerman. Statistik whoscored mencatat bahwa hingga turun minum, Der Panzer bisa melepaskan total 14 tembakan, berbanding hanya 1 tembakan dari Samurai Biru. Segi penguasaan bola juga sangat timpang, yakni 81 persen berbanding 19 persen.
Menyadari timnya jadi bulan-bulanan Jerman, Moriyasu lantas menarik sejumlah pemain yang dianggap underperform pada babak pertama. Termasuk sang ujung tombak Daizen Maeda, yang digantikan Takuma Asano.
Berikutnya pada petengahan babak kedua, Moriyasu kembali melakukan 2 pergantian pemain. Ao Tanaka diganti Ritsu Doan, serta Hiroki Sakai diganti Takumi Minamino.
Pergantian pemain Jepang gelombang ke-2 inilah yang lantas mengubah jalannya pertandingan. Ritsu Doan yang baru 4 menit menginjakkan kaki di lapangan, langsung memberikan kontribusi nyata lewat gol penyeimbang 1-1.
Tak sampai 10 menit kemudian, giliran Takuma Asano yang berhasil membuat Samurai Biru comeback 2-1.
Uniknya, selain kedua pencetak gol berasal dari para pemain pengganti, Doan dan Asano sejatinya adalah pesepakbola Jepang yang tengah berkarir di Liga Jerman.
Ritsu Doan saat ini tercatat sebagai gelandang serang di Freiburg, sementara Takuma Asano adalah pemain Bochum.
“Jelang akhir, mereka (Jerman) menyerang dengan kekuatan penuh. Di masa lalu mungkin kami akan kalah, tapi para pemain sudah bermain di Jerman dan Eropa, mereka sudah belajar banyak, jadi kami bisa bertahan,” ucap Moriyasu selepas laga, dikutip dari Sky Sports.
Kemenangan ini memang belum cukup menjamin lolosnya Jepang dari Grup E, yang disebut-sebut sebagai salah satu grup neraka di Piala Dunia 2022. Akan tetapi kemenangan atas tim favorit seperti Jerman, tentu penting untuk menaikkan moral tim.
Patut ditunggu bagaimana kiprah Hajime Moriyasu dengan pola andalannya 4-2-3-1, dalam 2 laga berikutnya di Grup E.
Profil Hajime Moriyasu: Pelatih Timnas Jepang
Hajime Moriyasu lahir di Kakegawa, Shizuoka, pada 23 Agustus 1968. Ia mengawali kiprah di dunia sepak bola sebagai seorang pemain yang berposisi gelandang. Karir profesionalnya sebagai pesepakbola mayoritas dihabiskan di klub Sanfrecce Hiroshima, yakni mulai tahun 1987 sampai 2001.
Pada periode tersebut Moriyasu juga sempat dipanggil masuk Timnas Jepang pada kurun 1992 sampai 1996. Saat mengenakan jersey skuad Samurai Biru tersebut ia mengoleksi 35 caps, serta menyumbang 1 gol.
Setahun selepas gantung sepatu pada 2003, Hajime Moriyasu lantas mulai berkarir sebagai staf pelatih di Sanfrecce Hiroshima, dan sempat pula melatih Albirex Niigata.
Pada musim kompetisi J-League 2012, Moriyasu kembali ke Sanfrecce Hiroshima sebagai manajer tim. Hasilnya, di musim perdana ia langsung mengantar Hiroshima juara J-League. Ia juga menyabet gelar individu sebagai Manager of the Year pada tahun yang sama.
Hajime Moriyasu menukangi Sanfrecce Hiroshima hingga tahun 2017, dengan menyumbang masing-masing 3 kali gelar juara J-League (2012, 2013, 2015) dan Piala Super Jepang (2013, 2014, 2016).
Moncer di level klub lantas membuat Moriyasu ditunjuk untuk mengabdi sebagai pelatih Timnas Jepang U23 pada 2017.
Setahun berselang Moriyasu lantas melakoni tugas rangkap sebagai pelatih timnas senior Jepang, untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Akira Nishino. Tapi sejak 2021 Moriyasu melepaskan jabatan di tim junior, agar lebih fokus mengangani tim senior.
Editor: Iswara N Raditya