tirto.id - Gunung Ruang mengalami eskalasi aktivitas vukanik dengan adanya erupsi pada Rabu, 17 April 2024 pukul 18.00 WITA. Semburan material Gunung Ruang mencapai ketinggian 2.500 m.
Tak berselang lama, erupsi Gunung Ruang terjadi lagi pada pukul 20.15 WITA. Ketinggian material yang disemburkan Gunung Ruang mencapai 3.000 meter, disertai getaran gempa di Pos Pengamatan Gunung Api Ruang.
Erupsi yang terjadi membuat Gunung Ruang menjadi salah satu gunung di Indonesia yang cukup aktif akhir-akhir ini. Lantas, bagaimana profil Gunung Ruang, beserta letak, ketinggian, dan kondisi alamnya?
Di Mana Letak Gunung Ruang?
Gunung Ruang terletak di Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Posisi Gunung Ruang tepatnya berada di koordinat 2°19' 18,30" LU dan 125° 24' 30,42 BT.
Sebagai gunung bertipe strato dan menjulang tinggi dari batas pantai, Gunung Ruang berada di pulau tersendiri. Kota terdekat Gunung Ruang adalah Manado, yang berjarak sekitar 109 km.
Transportasi yang umum dipakai untuk menjangkau Gunung Ruang adalah kapal. Karena itu, akses ke Gunung Ruang relatif terbatas. Sebab, Gunung Ruang dikelilingi oleh lautan.
Meski terletak di pulau tersendiri, terdapat perkampungan di sekitar Gunung Ruang. Perkampungan itu adalah Kampung Limpatehe dan Kampung Pumpente. Keduanya berjarak 2.5 km dari Gunung Ruang.
Saat Gunung Ruang mengalami erupsi, sejumlah penduduk yang masih berada di dekat gunung tersebut turut dievakuasi. Dilansir dari Antara, terdapat 828 jiwa yang diungsikan menyusul letusan Gunung Ruang.
Ketinggian Gunung Ruang
Dikutip dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, ketinggian Gunung Ruang menjulang hingga 725 mdpl dari batas pantai. Pada puncak Gunung Ruang, terdapat sebuah kawah lava.
Kawah lava di Gunung Ruang terbentuk dari letusan eksplosif pertama yang terjadi pada 1808. Selain membentuk kubah lava, letusan ini juga menciptakan aliran piroklastik yang berdampak pada pemukiman warga.
Kawah utama Gunung Ruang berdiameter sekitar 500 meter. Kedalamannya mencapai 50-100 meter. Gunung Ruang juga memiliki bentuk yang khas, yakni curam di puncak dan landai di kaki gunung.
Meski bukan termasuk gunung yang tinggi, erupsi Gunung Ruang mampu melempar material hingga ribuan meter. Terbaru, kolom erupsi Gunung Ruang pada Rabu (17/4) mencapai ketinggian 3.000 meter.
Sejarah Letusan Gunung Ruang
Sejarah letusan Gunung Ruang sudah tercatat sejak tahun 1808. Letusan tersebut menyebabkan pembentukan kubah lava dan adanya aliran piroklastik. Interval letusan Gunung Ruang berkisar antara 1 hingga 30 tahun.
Setelah tahun 1808, letusan Gunung Ruang berikutnya terjadi pada 1810, 1840, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904, 1905, 1914, 1915, 1946, dan 1949. Khusus tahun 1871, letusan Gunung Ruang kala itu mengakibatkan peristiwa tsunami.
Letusan tahun 1871 diawali oleh gempa di pertengahan bulan Februari. Kemudian, pada 2 Maret 1871, terjadi longsoran di puncak Gunung Ruang. Sementara pada 3 Maret 1871, gempa bumi mengguncang Gunung Ruang.
Guncangan gempa yang relatif kencang menyebabkan adanya gelombang pasang. Ketinggian gelombang mencapai 25 meter. Adapun erupsi Gunung Ruang terjadi pada 9 dan 14 Maret 1871. Peristiwa ini menelan 300-400 korban jiwa.
Gunung Ruang sempat mengalami istirahat panjang selama 50 tahun lebih, setidaknya setelah erupsi 1945. Letusan pertama Gunung Ruang usai tidur panjang lantas baru terjadi pada 25 September 2002. Kala itu, erupsi Gunung Ruang cukup eksplosif, disertai dengan muntahan awan panas. Akibatnya, lahan rusak dan penduduk sekitar harus mengungsi.
Kini, setelah 22 tahun, Gunung Ruang kembali erupsi. Aktivitas vulkanik Gunung Ruang membuat status gunung tersebut dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada 17 April 2024 pukul 21.00 WITA.
Erupsi Gunung Ruang berpotensi menjadi salah satu erupsi terbesar. Peristiwa ini juga berdampak pada masyarakat. Evakuasi dilakukan untuk masyarakat Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km dari puncak Gunung Ruang.
Warga yang berada di dekat pantai juga diimbau untuk mewaspadai lontaran-lontaran batuan pijar. Selain itu, potensi luruhan awan panas hingga tsunami juga menjadi hal yang perlu diperhatikan masyarakat pada erupsi Gunung Ruang tahun 2024.
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani