Menuju konten utama

Profil Coldplay, akan Tur Music of the Spheres di Jakarta 2023?

Berikut profil Coldplay yang diisukan akan menggelar konser di Jakarta tahun 2023 ini. 

Profil Coldplay, akan Tur Music of the Spheres di Jakarta 2023?
Konser Coldplay di Singapura. 31 Maret 2017. Kevin Mazur/AMA2015 / WireImage

tirto.id - Isu band asal Inggris, Coldplay yang akan menggelar konser Music of the Spheres di Jakarta pada tahun 2023 semakin santer dibicarakan. Bahkan, kali ini muncul billboard konser Coldplay di sejumlah titik Jakarta.

Beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno memberikan bocoran informasi bahwa dia telah menerima kunjungan dari PK Entertainment, promotor yang akan mendatangkan Coldplay ke Jakarta.

Ayo yang ngaku fans @coldplay mana suaranya? Kemarin saya kedatangan teman-teman dari PK Entertainment. Mohon doanya agar semuanya dilancarkan, karena kedatangan Coldplay ke Jakarta ini pastinya akan mendatangkan banyak wisatawan dari negara-negara tetangga," tulis Sandiaga.

Kemudian, Sandiaga memberikan informasi lanjutan, dia meminta maaf karena informasi detail mengenai konser Coldplay di Jakarta belum bisa diumumkan. Dia menulis di Instagram pribadinya dengan memutar lagu latar "My Universe" oleh Coldplay, BTS.

Maaf guys ternyata belum bisa di-announce,” tulisnya

Kabar ini membuat penggemar Coldplay di Indonesia sangat antusias menyambut band idola mereka. Terlebih, apabila promotor sudah mengonfirmasi kebenaran tentang kedatangan band tersebut.

Ini akan menjadi perhelatan yang mengobati rasa kecewa penggemar Coldplay tanah air, setelah pada tahun 2017 lalu Coldplay batal tampil di Indonesia.

Profil Coldplay

IMDb menulis Coldplay adalah band asal Inggris yang dibentuk di London pada tahun 1996. Band ini digawangi oleh vokalis dan pianis Chris Martin, gitaris Jonny Buckland, bassis Guy Berryman, drummer Will Champion, dan direktur kreatif Phil Harvey.

Mereka bertemu di University College London dan mulai bermain musik bersama dari tahun 1996 hingga 1998. Pada masa awalnya, mereka menamakan diri mereka Pectoralz dan kemudian Starfish.

Britannica melaporkan, Coldplay menembus U.K. Top 100 pada tahun 1999 dengan single "Brothers & Sisters" di label independen Fierce Panda, sebelum menandatangani kontrak dengan label mayor Parlaphone. Di tahun yang sama, band ini merilis EP Blue Room yang mendapat banyak ulasan positif.

Debut album penuh pertama mereka bertajuk Parachutes (2000), terjual jutaan keping dengan single andalan mereka "Yellow". Parachutes membuat band ini meraih Penghargaan Grammy pertamanya, untuk album alternatif terbaik, dan membuka jalan bagi album selanjutnya A Rush of Blood to the Head (2002).

Album tersebut membuat grup ini meraih dua Penghargaan Grammy lagi,bahkan single seperti "Clocks" membantu mendorong total penjualan album band ini melampaui angka 20 juta.

Coldplay melanjutkan kiprahnya dengan merilis album konser Live 2003 (2003) dan X & Y (2005), sebuah koleksi lagu-lagu rock yang digerakkan oleh gitar dan cocok untuk di arena (termasuk single hit "Speed of Sound") yang mengangkat grup ini ke peringkat "band-band besar" seperti U2 dan Radiohead.

Selanjutnya, album mereka yang rilis pada tahun 2008, Viva la Vida, yang sebagian diproduseri oleh Brian Eno, menduduki puncak tangga lagu di Amerika Serikat dan Inggris, dan lagu utama album tersebut, yang bisa dibilang merupakan upaya Coldplay yang paling ramah di radio, adalah single nomor satu di kedua sisi Atlantik.

Popularitas tersebut tercermin dalam upacara Grammy Awards 2009, di mana band ini meraih penghargaan untuk lagu tahun ini, album rock terbaik, dan penampilan pop terbaik oleh grup.

Bekerja sama lagi dengan Eno, Coldplay kembali dengan Mylo Xyloto (2011), yang secara khusus menampilkan duet antara Martin dan penyanyi pop Rihanna. Rilisan berikutnya termasuk Ghost Stories (2014), yang menghasilkan single hit "Magic" dan "A Sky Full of Stars"; A Head Full of Dreams (2015); dan EP Kaleidoscope (2017).

Untuk menandai perilisan Everyday Life (2019), Coldplay menampilkan dua konser yang disiarkan langsung, satu saat matahari terbit dan satu lagi saat matahari terbenam di Amman, Yordania.

Pada tahun 2021, Music of the Spheres muncul, dan menjadi album studio kesembilan berturut-turut yang mencapai posisi teratas tangga album Inggris.

Kisaran Harga Tiket Konser Coldplay di Jakarta 2023

Penggemar yang ingin menyaksikan konser Coldplay di Jakarta perlu mempersiapkan diri untuk membeli tiketnya. Meski belum ada pengumuman resmi dari promotor mengenai kebenaran, jadwal, dan harga tiket konser Coldplay di Jakarta.

Sebagai referensi, kisaran harga tiket konser Coldplay di Jakarta 2023 bisa mengacu tiket saat mereka mengadakan konser di Singapura pada tahun 2017 lalu. Tiket Coldplay di Jakarta diprediksi berkisar antara Rp700 ribu hingga Rp2,80 juta dan bisa lebih.

Berikut adalah prediksi kisaran harga tiket konser Coldplay di Jakarta pada November 2023:

  • VIP: S$298 (Rp2.800.000)
  • Tiket Seated: S$78 (Rp741.000) - S$268 (Rp2.500.000)
  • Tiket Standing: S$128 (Rp1.200.000) - S$228 (Rp2.100.000)

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Musik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto