tirto.id - Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) dosen UII (Universitas Islam Indonesia) dilaporkan hilang setelah mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN).
AMRP hilang kontak setelah melakukan kunjungan ke USN bersama rektor UII, Prof. Fathul Wahid dan dua orang lainnya. AMRP dan tim dijadwalkan pulang ke tanah air melalui Bandara Oslo pada 12 Februari 2023.
AMRP melakukan penerbangan terpisah dari rekannya yang lain, dia dijadwalkan sampai di Jakarta pada 16 Februari 2023 pukul 18.00 WIB.
Namun, AMRP tidak kunjung pulang dan hilang kontak sejak tanggal 12 Februari 2023. Pihak UII dan keluarga berusaha mendeteksi keberadaannya dengan berbagai cara termasuk menghubungi pihak Bandara, KBRI, KJRI, dan Kemenlu RI.
Pihak UII juga melakukan pelacakan jejak digital, pada 13 Februari 2023 AMRP terdeteksi berada di Turki. Keluarga juga secara resmi sudah melaporkan kasus ini kepada kepolisian.
Kemudian, informasi terakhir AMRP terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari 2023. Temuan ini didasarkan pada data dari United States Customs and Border Protection (US CBP).
Kronologi Dosen UII Hilang di Turki
Mengutip keterangang resmi UII, aktiviitas tim UII di USN dilakukan selama sepekan sejak 5 Februari 2023. Tim UII terdiri dari empat orang, termasuk AMRP, Prof. Fathul Wahid, Rektor UII, dan dua orang lainnya guna mempererat kerja sama kedua universitas, dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa, melalui skema Erasmus+.
Kemudian, pada 12 Februari tim pulang menuju tanah air melalui bandara Oslo. Tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. AMRP sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia, melalui Istanbul, Turki.
Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. AMRP tidak berbagi informasi penerbangan detail kepada rekannya di UII dan juga kepada istrinya.
Perjalanan ke Riyadh dilakukan, karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut.
AMRP mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada 12 Februari 2023 siang, beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul yang berbunyi: ‘menunggu boarding’. Sejak saat itu, AMRP tidak pernah mengirimkan pesan lagi.
Menurut istri AMRP sebagaimana pesan yang disampaikan AMRP melalui pesan WhatsApp bahwa dia akan mendarat di Jakarta pada 16 Februari 2023 pukul 18.00 WIB.
Adik AMRP kemudian menunggu di pintu kedatangan namun AMRP tidak kunjung muncul. Kemudian, dilakukan konfirmasi ke Angkasa Pura, ternyata nama AMRP tidak ada dalam manifest penerbangan tersebut.
Pihak UII lalu berusaha menghubungi banyak pihak untuk mengetahui keberadaan AMRP. UII telah menyampaikan informasi kepada KBRI di Norwegia dan Turki, termasuk mengontak panitia konferensi di Jeddah yang memesankan tiket penerbangan.
UII juga telah menghubungi Turkish Airline di Oslo untuk memastikan bahwa AMRP telah naik pesawat. Keluarga AMRP sudah melaporkan ke kepolisian secara resmi.
Pelacakan menjadi sulit karena ketiadaan nomor referensi pemesanan tiket. Aktivitas daring sejak kejadian terlacak AMRP berada di Turki pada 13 Februari 2023 sekitar pukul 03.00 dan 08.00. Kemudian, tidak ada jejak daring yang dapat dilacak.
Jejak AMRP terakhir terlacak masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari. Informasi ini didapat berdasarkan data dari United States Customs and Border Protection (US CBP).
Namun, sampai saat ini keberadaan dan tujuan pasti AMRP di Boston belum diketahui karena sampai saat ini AMRP belum menghubungi pihak UII maupun keluarga.
Profil Ahmad Munasir Rafie Pratama, Jejak Terakhirnya di Boston
Ahmad Munasir Rafie Pratama adalah pria kelahiran Banjarmasin, 3 Maret 1986. Dia merupakan dosen, asisten professor, sekaligus Sekretaris Jurusan Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (UII).
Melansir biodata resminya, dia mendapatkan gelar Ph.D. dalam Technology, Policy, and Innovation pada tahun 2019 dari Universitas Stony Brook, Universitas Negeri New York di Amerika Serikat dengan beasiswa Fulbright.
Saat menempuh pendidikan doktoralnya, dia juga mengambil beberapa mata kuliah di Universitas New York dan Teachers College, Universitas Columbia di bawah Inter-University Doctoral Consortium.
Sebelumnya, dia meraih gelar Master dari Monash University, Australia pada tahun 2011 dan gelar Sarjana dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia pada tahun 2008.
Minat penelitiannya terutama terkait dengan teknologi informasi - khususnya teknologi seluler - dan masyarakat, mulai dari m- pembelajaran, m-commerce, aplikasi seluler dan media sosial, game seluler, dan keamanan perangkat seluler.
Dia menggabungkan metode penelitian tradisional dengan pendekatan ilmu komputasi dan ilmu data untuk membantu menjembatani ilmu komputer/teknologi informasi dan ilmu sosial.
Di luar akademisi, dia gemar berenang, menonton film di bioskop, menonton acara di Netflix dan Disney+, membaca Wikipedia dan komik atau manga, dia juga pendukung klub bola AC Milan, dan bermain Beat Saber di Oculus atau Sid Meier's Civilization VI di Steam di waktu senggangnya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra