tirto.id - Agus Purwanto atau yang populer dengan nama panggung Abah Lala terharu dan bangga dengan pencapaian lagu ciptaannya: Ojo Dibandingke. Lagu Ojo Dibandingkeviral di seantero Indonesia setelah dibawakan oleh Farel Prayoga di Istana Negara saat peringatan Kemerdekaan RI ke-77.
Lagu ini sukses menghibur dan membuat tamu upacara kemerdekaan 17 Agustus 2022 di Istana Negara berjoget ria. Mereka yang dihibur oleh Farel itu termasuk Presiden Joko Widodo dan para menterinya.
Abah Lala dalam salah satu video yang diunggah oleh akun Instagram pribadinya @abahlalarealterlihat menangis haru kala menyaksikan lagunya didendangkan di Istana Negara. Dia menonton penampilan Farel melalui live streaming Youtube dengan menggunakan ponsel pintar.
Dalam video tersebut Abah Lala mengatakan: “alhamdulillahi rabbal alamain puji syukur kepada tuhan yang Maha Esa, lagu saya berjudul Ojo Dibandingke dinyanyikan di Istana Negara spesial hari kemeredekaan Republik Indonesia, disaksikan banyak warga Indonesia dan mungkin dari mana saja, saya ikut bangga, ikut senang, ikut semangat untuk Indonesia, joss, joss, joss.”
Musikus berusia 35 tahun ini juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Farel Prayoga yang telah membawakan lagu ciptaannya di depan Presiden Jokowi.
“Puji syukur alhamdulillah terimakasih dek @farel.prayoga.official sudah membawakan lagu saya di depan bapak presiden @jokowi dihari Kemerdekaan Indonesia yg penuh bahagia ini,” tulis Lala di salah satu unggahan akun Instagram pribadinya.
Profil Abah Lala dan Daftar Karyanya
Abah Lala tercatat lahir di Boyolali pada 24 Oktober 1986. Nama aslinya ialah Agus Purwanto. Dia mengaku memilih nama panggung Abah Lala karena terinspirasi salah satu karakter dalam serial Teletubbies.
Menurut pengakuannya, nama tersebut pertama kali tercetus saat ia berkomunikasi menggunakan halkie talkie (HT) bersama temannya. Komunikasi dengan HT kerap ia lakukan saat menjaga posko pemantauan Gunung Merapi Ring 1 di lereng timur Boyolali, usai erupsi pada tahun 2010.
Suatu kali, ia sedang menonton serial Teletubbies. Lantas, saat ditanya rekan bicaranya di HT, dia dengan spontan asal menyebut dirinya sebagai Lala. Setelah kejadian itu, nama Lala melekat dan menjadi nama panggung yang dipakainya hingga saat ini.
Sebelum menciptakan lagu Ojo Dibandingke, nama Abah Lala sebenarnya sudah cukup populer di kalangan pegiat musik koplo. Abah Lala adalah pencipta jargon “cendol dawet.”
Bagi penikmat musik koplo, jargon ini tentu tak asing di telinga. Berdasarkan penuturan Abah Lala, ide jargon "cendol dawet" muncul karena ia keran mengonsumsi minuman cendol dawet pada pagi hari.
Menurut dia, banyak jargon yang kerap diteriakkan saat manggung tidak ramah bagi anak. Karena itu, Abah Lala kemudian berpikir mencari jargon dengan nama makanan. Akhirnya, yang dipilih tak lain adalah cendol dawet, minuman kesukaannya.
Abah Lala termasuk salah contoh seniman daerah yang multitalenta. Selain menciptakan lagu dan menyanyi, ia juga merupakan seorang penari Gedruk, seni tari asal Jawa Tengah. Darah seni Abah Lala ternyata mengalir dari sang ayah yang merupakan seorang pemain gamelan.
Selain menjadi pelaku seni, Abah Lala juga aktif sebagai petani di Boyolali. Namun, petani bukan satu-satunya profesi yang pernah ia geluti. Sebelum aktif di panggung musik koplo, Abah Lala pun pernah menjadi buruh migran (Tenaga Kerja Indonesia/TKI) di luar negeri.
Baru setelah pulang ke tanah air, dia mendirikan sebuah grup orkes melayu bernama MG 86. Grup ini beranggotakan para mantan buruh migran dan petani.
Sejak aktif mengeola MG 86, Abah Lala aktif menyanyi di panggung musik dangdut koplo sekaligus mencipta lagu. Setidaknya sudah ada belasan lagu buah karya Abah Lala.
Berikut ini daftar sejumlah lagu ciptaan Abah Lala:
- Ojo Dibandingke
- Gede Roso
- Dewe Dewe
- Wes Tatas
- Aku Sing Berjuang
- Rasah Aleman
- Ora Pengen
- Kengen Kelingan
- Story
- Nyikso Rogo
- Loro Widodo
- Mangan Ra Mangan (Pokoke Kumpul)
- Mendung Kesapu Angin
- Pengen Nduweni
- Konco Koncoku
- Ayo Digayengke
- Kangen Swarane.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom