tirto.id - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Lalu M. Syafriadi mengungkapkan produksi garam di Jateng yang merupakan terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan di bawah 10 persen pada 2016 hingga pertengahan 2017.
"Produksi garam di Jateng pada 2015 tercatat 832 ribu ton, tapi pada 2016 mengalami penurunan di bawah 10 persen karena musim kemarau basah, sedangkan kebutuhan garam kita luar biasa tingginya," katanya.
Menurut dia, turunnya produksi garam di Jateng itu berpengaruh pada permintaan masyarakat dan mengakibatkan ketidakseimbangan permintaan pasar.
Ia mengharapkan produksi garam pada 2017 mengalami peningkatan karena faktor cuaca sudah mendukung.
"Mudah-mudahan 2017 ini hujannya sudah jarang sehingga mulai ada produksi," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Sebut Kelangkaan Garam karena Faktor Cuaca
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pemerintah segera membangun pabrik garam sebagai upaya menjaga keberlanjutan produksi dan terjaminnya kualitas garam yang dihasilkan.
"Indonesia yang dua pertiganya laut masih impor garam karena kita tidak bisa memproduksi," ujar mantan anggota DPR RI itu di Semarang, Minggu (30/7/2017), sebagaimana diwartakan Antara.
Pernyataan itu terkait langkah pemerintah melakukan impor garam karena kelangkaan. Kendati demikian, Ganjar mendukung pemerintah mengimpor garam yang menurutnya sulit dihindari karena Indonesia harus memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
"Impor garam memang tidak bisa dihindari karena produksi garam di Indonesia masih sangat sedikit dan belum banyak pabrik garam di Indonesia," katanya.
Baca juga: Impor Garam Berpotensi Makin Merugikan Petani
Oleh karena itu, Politikus PDI Perjuangan ini mendukung jika pemerintah melalui Kementerian Perdagangan melakukan impor garam untuk menyikapi kelangkaan garam.
Sebagaimana ramai diberitakan, pasokan garam di sejumlah daerah di Tanah Air mulai mengalami penurunan disinyalir akibat dari berkurangnya produksi di sejumlah daerah penghasil garam. Akibatnya harga garam di beberapa daerah masih terus naik.
Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Brahmantya Satyamurti mengatakan kelangkaan garam dipengaruhi oleh faktor permintaan dan ketersediaan. Artinya, kata dia, ketersediaan yang ada, tidak sesuai dengan jumlah permintaan.
“Penyebab dari itu betul, karena adanya anomali iklim sehingga petambak garam belum mulai panen, yang mengakibatkan kurangnya stok garam nasional,” kata Brahmantya saat dihubungi Tirto via telepon pada Rabu (26/7/2017).
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra