tirto.id - Presiden Prancis, Francois Hollande mengatakan, penembakan yang terjadi di Munchen adalah "serangan teroris menjijikkan". Hal tersebut bertujuan untuk memicu rasa takut di Jerman setelah sebelumnya melakukan hal serupa di Prancis.
"Serangan teroris di Munchen dan menewaskan banyak orang adalah tindakan menjijikkan untuk memicu ketakutan di Jerman setelah negara Eropa lain," kata Hollande pada Sabtu (23/7/2016).
"Warga Jerman akan menentangnya. Mereka dapat mengandalkan persahabatan dan kerja sama dengan Prancis," lanjutnya,
Sementara itu, Presiden Jerman, Joachim Gauck dan Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier juga menanggapi peristiwa penembakan di Munchen pada Jumat malam yang menewaskan kurang lebih sembilan orang.
"Serangan di Munchen tersebut sangat mengejutkan saya," kata Gauck sebagaimana dikutip di dalam siaran pers Kantor Presiden.
Ia mengucapkan rasa prihatin terhadap korban. "Dan saya merasa memiliki hubungan dengan semua yang melakukan operasi guna melindungi dan menyelamatkan nyawa."
Sementara itu, Steinmeier juga mengatakan di akun Twitternya bahwa ia sagat terkejut oleh serangan tersebut. "Saya memikirkan orang-orang di Munchen. Bagus untuk mengetahui bahwa teman kami di Eropa dan dunia mendukung kita," katanya.
Sebelumnya, pada Jumat malam, Kementerian Dalam Negeri Jerman mengumumkan di satu akun Twitter bahwa jumlah orang yang tewas dalam penembakan di pusat pertokoan Munchen naik dari delapan menjadi sembilan orang.
Polisi Jerman dalam siaran pers terkini juga mengkonfirmasi "beberapa orang cedera, tapi jumlahnya belum diketahui". Namun media lokal jerman, Bayerischer Rundfunk melaporkan sebanyak 20 orang yang cedera kini dirawat di beberapa rumah sakit.
Saat ini, kata polisi, belum ada tersangka pelaku yang ditangkap. Dan pihaknya masih melakukan pencarian dan akan dilakukan dengan cepat.
Tetapi belakang diketahui, insiden tersebut dilakukan oleh seorang warga Jerman keturunan Iran berusia 18 tahun. Ia melakukan serangan brutal tersebut di pusat perbelanjaan Munchen, tapi polisi kota itu menilai terlalu dini untuk mengatakan apakah peristiwa itu adalah serangan teroris.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto