tirto.id - Laga hidup mati antara PSIS vs PSPS untuk memperebutkan tiket ke semifinal Liga 2 dari Grup Y dijadwalkan digelar di Stadion GBLA, Bandung, Selasa (21/11/2017). Laga panas yang diprediksi menjadi adu tajam lini serang ini bakal digelar mulai pukul 18:30 WIB dan disiarkan melalui live streaming.
Kedua tim diprediksi akan tampil saling menyerang. PSIS kemungkinan akan kembali menurunkan empat penyerang andalan mereka, Aldaeir Makatindu, Hari Nur Yulianto, Rifal Lastori, dan Melcior Leideker Majefat. Mereka tengah berada dalam kondisi performa terbaik sebagaimana ditunjukkan pada laga sebelumnya kontra PSMP. Mereka sukses memborbardir pertahanan PSMP Mojokerto.
Sementara itu, PSPS punya Herman Dzumafo. Dzumafo masih menjadi penyerang berbahaya di depan gawang lawan. Hal ini ditunjukkan ketika pemain naturalisasi kelahiran Kamerun itu mampu menciptakan hattrick pada laga perdana kontra PSMP Mojokerto. Pada laga kedua, kendati gagal mencetak gol, pemain berusia 37 tahun itu masih mampu merepotkan lini belakang Bajul Ijo.
Namun PSIS punya modal lebih baik di laga nanti. Laskar Mahesa Djenar hanya perlu memaksakan hasil imbang sebab unggul dalam selisih gol. PSIS memiliki selisih gol dua, sedangkan PSPS hanya satu. Artinya tekanan pada pertandingan nanti berada di pihak PSPS yang dituntut memenangkan laga bila ingin membuka peluang bermain di Liga 1.
Situasi pelik ini disadari tim pelatih PSPS. Mereka kini tengah menguatkan mental pemain untuk menghadapi PSIS. "Mempersiapkan mental pemain itu sangat penting. Saya tekankan betul kepada para pemain untuk tidak menjadikan situasi PSPS sekarang ini menjadi beban," tutur Marwal Iskandar, asisten pelatih PSPS seperti dikutip situs Liga Indonesia.
Marwal mengharapkan Herman Dzumafo dan kawan-kawan tetap percaya diri dan tidak merasa terbebani untuk bermain sesuai skema yang disiapkan.
Sebaliknya, pelatih PSIS, Subangkit mengaku tetap mewaspadai Dzumafo. "Dzumafo pemain yang sudah sangat senior. Tapi insting golnya masih tajam," kata Subangkit.
Selama ini PSPS bergantung pada Dzumafo. Pada laga terakhir melawan Persebaya, Dzumafo lebih banyak ditekan para pemain Persebaya yang membuatnya tak bisa bergerak leluasa. Persebaya juga terus menyerang menampilkan permainan menyerang yang membuat permainan PSPS tidak berkembang.
Selain itu, Subangkit mengaku sudah mengantongi kelemahan lain PSPS. "Kami sadar PSPS adalah lawan yang berat. Tapi kami sudah punya catatan siapa saja pemain PSPS yang berbahaya," tutur dia.