Menuju konten utama

Polri akan Gunakan Sketsa Wajah Ungkap Penyerang Novel

Argo Yuwono menjelaskan, saksi kunci merupakan warga sekitar berinisial E. Kebetulan, E diduga melihat penyiraman Novel saat keluar masjid.

Polri akan Gunakan Sketsa Wajah Ungkap Penyerang Novel
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyapa wartawan saat akan dirujuk ke rumah sakit khusus mata di Jakarta, Selasa (11/4). Penyidik senior KPK itu diserang dengan air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan Salat Subuh di masjid dekat rumahnya. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id - Kepolisian tengah mendalami keterangan dari saksi kunci dalam penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Kemungkinan polisi akan melakukan sketsa wajah dari keterangan saksi kunci.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengaku pihaknya masih memeriksa seseorang yang diduga menjadi saksi kunci dalam perkara Novel. Setyo pun belum mengetahui lama waktu pemeriksaannya.

"Tergantung. Nanti mungkin pemeriksaan pertama nanti ada pemeriksaan tambahan karena yang bersangkutan melihat betul pelaku," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/6/2017).

Setyo mengatakan, polisi memeriksa intensif saksi tersebut karena diduga melihat pelaku. Mereka ingin mengidentifikasi dan ciri-ciri terduga pelaku melalui keterangan saksi tersebut.

Keterangan tersebut, kata Setyo, nantinya akan diserahkan ke Inafis untuk dibuatkan sketsa utuh. Namun demikian, mantan Wakabaintelkam itu mengaku belum mengetahui perkembangan pemeriksaan, tetapi ia mengaku polisi akan memeriksa Novel dalam waktu dekat.

"Saya belum dapat update terakhir dari penyidik. Mungkin dalam waktu dekat untuk melakukan pemeriksaan di Singapura," kata Setyo.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menjelaskan, saksi kunci merupakan warga sekitar berinisial E. Kebetulan, E diduga melihat penyiraman Novel saat keluar masjid.

"Saksi kan dari masjid (berjalan) keluar. Berhenti di depan rumah Novel. Ada orang. Jadi orang itu menunduk di tempat yang gelap, dia (saksi) lewat sepintas bisa ingat. Itu sedang kita konfirmasi lagi," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (20/6).

Argo mengaku, tidak hanya E yang melihat terduga pelaku. Ada 3 saksi yang melihat orang yang diduga penyerang Novel. Ia mengatakan, ada saksi yang melihat terduga pelaku duduk di pinggir sungai.

Polisi pun tengah melakukan pendalaman guna mendapatkan sketsa pelaku penyerangan Novel. "Nanti orang-orang itu, kan' bisa kita tanyakan. Kalau perlu, bisa kita sketsa. Jadi, kita masih mendalami di situ," kata Argo.

Polisi Libatkan KPK Ungkap Kasus Novel

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan menegaskan, tim penyidik perkara Novel tengah berusaha keras mengusut kasus tersebut. Bahkan, Iriawan mengaku, KPK akan ikut terlibat dalam penanganan perkara.

"Saat ini tim sedang bergerak. Kita sudah sepakat dengan KPK pun akan melakukan penggandengan dengan kita, bukan joint investigation, penggandengan melakukan penyelidikan," ujar Iriawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (21/6).

Iriawan menegaskan, perkembangan terakhir penyidikan Novel sama seperti pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di KPK beberapa waktu lalu. Di saat yang sama, mantan Kapolda Jabar ini menegaskan, pengungkapan Novel berbeda dengan kasus lain.

Ia membandingkan kasus Novel dengan kasus Pulomas dan perampokan di SPBU Daan Mogot. Dalam pengungkapan Pulomas dan Daan Mogot, mereka mendapat banyak keterangan saksi tentang ciri-ciri pelaku serta rekaman CCTV yang jelas.

Iriawan menambahkan, polisi akan memberikan perkembangan hasil penyidikan langsung antara Mabes Polri dan KPK langsung. Ia menegaskan, kedua belah pihak akan memberikan informasi berkala tentang perkembangan kasus Novel.

"Tentu perkembangan nanti disampaikan secara kolaborasi antara Humas KPK dan Humas Polri. Kita akan nanti Kadiv Humas masing-masing akan menyampaikan perkembangan," ujar Iriawan.

Baca juga artikel terkait INSIDEN PENYIRAMAN AIR KERAS NOVEL atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Alexander Haryanto