Menuju konten utama

Polisi Perancis Ungkap Ransomware Serang 75.000 Korban Lebih

“Begitu komputer pertama terinfeksi, virus menyebar ke seluruh jaringan yang terhubung dengannya, melumpuhkan semua komputer yang seluruh datanya dienkripsinya."

Polisi Perancis Ungkap Ransomware Serang 75.000 Korban Lebih
ilustrasi serangan siber.foto/shutterstock

tirto.id - Serangan cyber global yang belum pernah terjadi telah memengaruhi lebih dari 75.000 korban di puluhan negara. Hal ini diungkapkan kepolisian Perancis dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/05), sehari setelah ransomware menyerang bank-bank Rusia, rumah sakit Inggris, dan pabrik mobil Eropa.

“Ini angka sementara dari jumlah komputer yang terinfeksi dan dapat melonjak tajam dalam beberapa hari ke depan,” kata Valerie Maldonado, wakil kepala Kantor Anti-Kejahatan Cyber Kepolisian Perancis.

Polisi Perancis menyebut modus serangan online tersebut “sangat berbahaya.”

“Begitu komputer pertama terinfeksi, virus menyebar ke seluruh jaringan yang terhubung dengannya, melumpuhkan semua komputer yang seluruh datanya dienkripsinya," jelasnya seperti dilansir Antara.

Europol menggambarkan serangan cyber pada Jumat (12/5/2017) sebagai serangan yang “belum pernah terjadi.”

“Diperlukan penyelidikan internasional yang kompleks untuk mengidentifikasi pelaku” serangan, kata Europol, yang bekerja sama dengan berbagai negara dan perusahaan yang terkena serangan tersebut, dalam sebuah pernyataan.

Serangan tersebut menggunakan ransomware, yang mengunci file pengguna kecuali jika mereka membayar sejumlah uang kepada para penyerang dalam bentuk mata uang yang sudah ditetapkan, Bitcoin.

Gambar yang muncul di layar korban menuntut pembayaran sebesar 300 dolar AS (sekitar Rp3,99 juta) dalam bentuk Bitcoin, dengan mengatakan: “Ooops, data Anda telah dienkripsi!”

Tim Europol berusaha untuk “menanggulangi ancaman dan membantu korban,” imbuhnya.

Jaringan komputer di rumah sakit di Inggris, Kementerian Dalam Negeri Rusia, raksasa telekomunikasi Spanyol Telefonica dan perusahaan pengiriman Amerika Serikat FedEx diserang, begitu juga dengan banyak organisasi lainnya.

Gelombang serangan cyber ransomware WannaCry tersebut rupanya memanfaatkan kelemahan yang diuraikan dalam dokumen yang bocor dari Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat.

Baca juga artikel terkait SERANGAN SIBER atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari