tirto.id - Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto menegaskan, tidak mungkin pelaku peledakan bom di Surabaya, Dita Oepriarto dikendalikan oleh pihak lain. Ia menegaskan, Dita dan keluarganya dengan sadar melakukan serangan dan meledakkan dirinya.
Hal ini dikatakan Setyo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ia menegaskan, Dita mengetahui dengan jelas karena bahan peledak diikat dengan erat ke badannya.
"Jangan terlalu percaya dengan berita yang nggak jelas sumbernya," kata Setyo menampik isu adanya pihak yang mengancam Dita untuk melancarkan aksi teror bom Surabaya.
Setyo menegaskan, dari keterangan tetangga pelaku, anak-anak Dita sempat menangis di masjid sehari sebelum penyerangan. Diduga, tangisan itu karena mereka akan melakukan amaliyah.
"Ada apa itu. Kemungkinan besar akan melakukan amaliyah," katanya, Jumat (18/5/2018).
Kemungkinan bom menggunakan remote control dari tempat jauh juga ditampik oleh Setyo. Ia menegaskan, dari rangkaian bom yang ditemukan, ada switch untuk mengaktifkan bom. Bahkan Dita dan keluarganya masuk gereja tanpa ragu.
Jika masih ada informasi yang tidak benar dan disebarkan masyarakat, Setyo menuturkan bahwa pihaknya akan menindak apabila ditemukan info yang bermasalah. Sebagai contoh, Polri telah menangkap seorang Kepala Sekolah SMP Negeri yang mengunggah hal yang dianggap meresahkan.
"Pokoknya yang menyebarkan berita-berita nggak jelas sumbernya dan terkait dengan SARA, ujaran kebencian, kami akan proses sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Jadi jangan mudah menyebarkan dan mempercayai. Sudah ada contohnya kan. Setelah ditangkap merasa tidak salah," katanya lagi.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yantina Debora