Menuju konten utama

Polda Sulteng Umumkan Dua Teroris Poso yang Tewas Asal NTB

Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dua teroris Poso yang tewas pada Senin kemarin bernama Askar dan Firdaus. Keduanya sama-sama asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Polda Sulteng Umumkan Dua Teroris Poso yang Tewas Asal NTB
(Ilustrasi) Sejumlah personil Brimob yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2017 memeriksa kendaraan yang melintas di Pos Pengamanan di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (2/4/2017). Operasi Tinombala di Kabupaten Poso yang akan berakhir pada 3 April 2017 diperpanjang hingga 3 Juli 2017 untuk memburu sisa DPO teroris jaringan Poso yang kini berjumlah sembilan orang. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah.

tirto.id - Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengumumkan dua terduga teroris yang tewas tertembak di Poso, Sulawesi Tengah merupakan warga asal Nusa Tenggara Barat. Identitas keduanya ialah Askar alias Jaid alias Pak Guru asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Firdaus alias Daus alias Barok alias Rangga, juga asal Bima, NTB.

"Mereka masuk dalam sembilan orang daftar pencarian orang di Poso sebagai anggota dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT)," kata Rudy kepada wartawan di Mapolda Sulteng pada Selasa (16/5/2017) seperti dikutip Antara.

Rudy menjelaskan kronologi baku tembak terjadi di daerah simpang angin wilayah gunung biru, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, pada pukul 12.05 Wita Senin kemarin.

Saat itu, pasukan Satgas Tinombala sedang melakukan patroli dan memergoki empat orang yang membawa senjata laras panjang di sebuah bivak atau tenda. Pasukan Satgas Tinombala langsung menduga kuat mereka adalah bagian dari sembilan DPO dan terlibat baku tembak.

"Dalam baku tembak, dua dari mereka tewas di tempat dan satu dari Satgas Tinombala terkena serpihan peluru yakni Pratu Zulfikar (anggota TNI)," kata Rudy.

Usai baku tembak itu, Satgas Tinombala mengamankan satu pucuk senjata api organik laras panjang SS-1 dan satu pucuk senjata api serta beberapa buah bom lontong.

Menurut Rudy, operasi itu merupakan hasil kerja sama antara personel gabungan TNI dan Polri, yang setiap saat melakukan evaluasi baik di Palu, Poso maupun Manado.

Saat ini, mayat kedua DPO terorisme itu sedang dalam evakuasi dari Poso ke RSU Bhayangkara Palu untuk menjalani pemeriksaan identitas. Sedangkan anggota TNI yang terluka sudah mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit Poso.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Wuryanto juga mengumumkan kronologi penembakan dua teroris itu. Menurut dia, Tim Satgas Tinombala semula melaksanakan observasi wilayah dan menemukan jejak bekas patahan kayu di koordinat 1701-5842. Setelah ditelusuri, jejak tersebut mengarah ke bivak yang dihuni para teroris itu.

"Kontak tembak antara enam orang personel Tim Satgas Tinombala dengan delapan orang DPO MIT terjadi sekitar pukul 11.05 Wita di koordinat 1699-5842, Daerah Simpang Angin Pegunungan Biru, tepatnya di Desa Kilo Atas, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah," kata Wuryanto pada hari ini.

Dari kontak senjata itu, kata dia, prajurit TNI berhasil menewaskan dua orang DPO MIT dan mendapatkan satu pucuk senjata laras panjang jenis SS-1 dan satu pucuk Cis senapan angin serta dua magazen berikut munisi.

Setelah terjadi kontak tembak antara prajurit TNI dan DPO MIT, Satgas Tinombala masih melakukan pengejaran terhadap ke enam teroris lainnya yang diperkirakan melarikan diri ke hutan pegunungan Biru.

Baca juga artikel terkait TERDUGA TERORIS atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom