Menuju konten utama

PM Jepang Dukung Perdamaian di Asia Tenggara

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta Indonesia agar ikut menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

PM Jepang Dukung Perdamaian di Asia Tenggara
Presiden Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat melakukan pemeriksaan pasukan di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/1). Kunjungan PM Shinzo Abe ke Indonesia untuk membahas sejumlah agenda, antara lain kerja sama ekonomi kedua negara, membahas isu regional seperti keamanan dan stabilitas kawasan untuk menguatkan peran EAS (East Asian Summit). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Dalam kunjungannya ke Indonesia, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta Indonesia agar ikut menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

"Jepang akan memberikan dukungan sebesar-besarnya bagi ASEAN yang akan memasuki usia 60 tahun untuk menegaskan prinsip kesatuan dan sentralitas ASEAN. Untuk itu pun mutlak dibutuhkan kepemimpinan Indonesia dan saya bertekad mendukung kuat Presiden Joko Widodo," kata PM Abe dalam konferensi pers bersama di Istana Bogor, Jabar, Minggu (15/1/2017), seperti diberitakan Antara.

PM Shinzo Abe melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 15-16 Januari 2017. Ia membawa sekitar 30 direktur utama perusahaan-perusahaan besar Jepang untuk meningkatkan kerja sama bidang politik, ekonomi, maritim, sosial dan budaya.

"Isu Laut China Selatan sudah menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat internasional yang secara langsung mempengaruhi perdamaian stabilitas kawasan. Kami kembali menekankan prinsip penegakan aturan hukum dan penyelesaian sengketa secara damai dan memastikan untuk bekerja sama dalam rangkaian pertemuan terkait ASEAN serta pertemuan internasional lain yang akan diselenggarakan tahun ini," ungkap PM Abe.

Abe juga menyinggung mengenai isu Korea Utara dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo.

"Mengenai isu Korea Utara khususnya berkaitan dengan pengembangan nuklir dan rudal yang telah menjadi ancaman tahap baru, kami telah bertukar pendapat mengenai tugas dalam Dewan Keamanan PBB. Selain itu, kami kembali memastikan kedua negara bekerja sama terkait isu penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara," tambah PM Abe.

Untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan keamanan, Indonesia dan Jepang melakukan pertemuan menteri luar negeri dan menteri pertahanan atau lazim disebut "Two plus two" yang akan dilaksanakan di Indonesia.

"Di tengah penyebaran terorisme di Asia, kami sepakat Jepang akan bekerja sama dengan Indonesia yang merupakan negara besar yang mayoritas penduduknya Muslim moderat di mana generasi mudanya bisa punya harapan," ungkap PM Abe.

Kerja Sama Pertahanan Pererat Hubungan Diplomatik

Senada dengan PM Abe, Presiden Joko Widodo juga ingin meningkatkan kerja sama pertahanan keamanan dengan Jepang melalui peningkatan hubungan diplomatik.

"Tahun depan Indonesia dan depan akan merayakan 60 tahun hubungan diplomatik dan kita sepakat tema perayaan tersebut adalah teknologi modern," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga mendorong Jepang melakukan peningkatan kerja sama maritim dengan negara-negara Indian Ocean Rim Association (IORA) dimana Indonesia menjadi ketua IORA pada tahun ini.

IORA adalah organisasi kerja sama 21 negara yang berada di Samudera Hindia dimana Indonesia menjadi salah satu anggotanya.

Pertemuan bilateral ini juga dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Kelautan, dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Baca juga artikel terkait KUNJUNGAN KERJA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri