Menuju konten utama

Pilgub Jatim: Soekarwo Pastikan Tidak Jadi Juru Kampanye Khofifah

Soekarwo lebih memilih fokus menghabiskan masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Timur daripada menjadi juru kampanye Khofifah.

Pilgub Jatim: Soekarwo Pastikan Tidak Jadi Juru Kampanye Khofifah
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kiri) berdoa bersama jemaah calon haji kloter pertama sebelum diberangkatkan ke Bandara Juanda, di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (28/7). ANTARA FOTO/Moch Asim.

tirto.id - Partai Demokrat bersama Nasdem, PPP dan Golkar telah memutuskan untuk mengusung Khofifah Indar Parawansa dalam Pilgub Jawa Timur (Jatim) 2018. Namun demikian, Soekarwo sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim memastikan tidak ikut menjadi juru kampanye untuk pemenangan perempuan kelahiran Surabaya itu.

Soekarwo menyatakan, dirinya telah memberitahukan perihal ini kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. “Sudah disetujui [SBY]” kata Soekarwo, di Surabaya, seperti dikutip Antara, Kamis (9/11/2017).

Soekarwo beralasan, dirinya tidak menjadi juru kampanye untuk pemenangan pasangan cagub-cawagub yang diusung Partai Demokrat disebabkan karena jabatannya sebagai Gubernur Jawa Timur hingga Februari 2019.

Pria yang sempat menjadi rival Khofifah pada Pulgub Jatim 2008 dan 2013 ini menyatakan, dirinya ingin lebih fokus menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah, sekaligus menjaga kenyamanan pelaksanaan pilkada serentak di wilayah kerjanya pada 2018 mendatang.

Menurut Soekarwo, suasana Jawa Timur yang kondusif menjadi lebih penting dari apapun. “Jatim juga menyangkut kepentingan nasional, maka jika bergejolak, nanti dampaknya tidak hanya Jatim, secara nasional. Karena itulah suasana harus kondusif,” kata dia.

Tak hanya itu saja, Soekarwo juga mengaku menghormati Wakil Gubernur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang mendampinginya selama dua periode kepemimpinan maju dalam Pilgub Jatim 2018.

Dalam Pilgub 2018 mendatang, secara dukungan partai politik, Gus Ipul tidak mendapat dukungan dari partai berlambang mercy yang dipimpin Soekarwo di Jawa Timur.

Hal tersebut disebabkan, karena DPP Partai Demokrat lebih memilih mengusung Khofifah daripada bergabung dengan PKB dan PDIP yang secara resmi mengusung pasangan calon Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas. Pasangan ini tentu akan berhadapan dengan calon yang diusung Demokrat pada Pilgub Jatim mendatang.

Dalam persaingan Pilkada Jatim 2018, Soekarwo memastikan bahwa mesin politik Partai Demokrat Jatim tetap berjalan sesuai keputusan partai dan telah memerintahkan Sekretaris Partai Demokrat Jatim, Renville Antonio menjalankan tugasnya.

“Secara pribadi, saya tidak bisa menggerakkan tim untuk memenuhi kepentingan pribadi saya. Kalau saya dianggap mempunyai pengaruh, itu orang lain yang berpendapat,” kata Soekarwo.

Khofifah Belum Tentukan Wakil

Hingga saat ini, Khofifah belum menentukan calon wakil yang akan mendampinginya dalam Pilgub Jatim 2018. Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur, Rendra Kresna menyatakan, keputusan calon wakil gubernur dalam Pilkada Jatim 2018 ada di tangan Khofifah sebagai calon yang diusung oleh koalisi partai.

Beberapa nama yang muncul untuk mendampingi Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa sebagai cagub dalam perhelatan Pilgub Jatim 2018, di antaranya adalah Hasan Aminuddin dari Partai NasDem, Emil Dardak Bupati Trenggalek, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat dan Ipong Muchlissoni Bupati Ponorogo.

Menurut Rendra, nama- nama calon pendamping Khofifah Indar Parawansa tersebut memiliki elektabilitas yang bagus, sepak terjang mereka juga bagus. “Jadi siapa pun yang akan mendampingi Bu Khofifah, NasDem Jatim akan tetap solid dalam satu barisan,” kata Rendra.

Baca juga artikel terkait PILGUB JATIM 2018 atau tulisan lainnya dari Abdul Aziz & Abdul Aziz

tirto.id - Politik
Penulis: Abdul Aziz & Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz