Menuju konten utama

Pianis Ananda Sukarlan Walk Out Saat Gubernur Anies Pidato

Insiden itu tak berlangsung lama. Setelah Anies selesai memberi sambutan dan meninggalkan acara, Ananda dan sejumlah alumni yang sempat walk out, kembali ke tempat duduk masing-masing.

Pianis Ananda Sukarlan Walk Out Saat Gubernur Anies Pidato
ananda sukarlan.foto/alchetron.com

tirto.id - Kolese Kanisius menggelar malam penghargaan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-90 di Hall D JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Sabtu (11/11). Penghargaan tersebut diberikan kepada lima alumni lintas generasi. Salah satunya, pianis terkenal, Ananda Sukarlan.

Dalam penghargaan tersebut, turut hadir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies pun didapuk untuk memberikan sambutan. Saat Anies berpidato, Ananda Sukarlan tiba-tiba berdiri dan langsung meninggalkan (walk out) ruangan.

Padahal, Ananda sedianya menerima penghargaan bersama Derianto Kusuma (pendiri Traveloka), Romo Magnis Suseno (tokoh Jesuit), Irwan Ismaun Soenggono (tokoh pembina Pramuka) dan Dr. Boenjamin Setiawan (pendiri Kalbe Farma). Aksi Ananda ini kemudian diikuti ratusan alumni dan hadirin yang lain.

Namun, insiden itu tak berlangsung lama. Setelah Anies selesai memberi sambutan dan meninggalkan acara, Ananda dan sejumlah alumni yang sempat walk out, kembali ke tempat duduk masing-masing.

Ananda kemudian memberikan pidato selepas menerima penghargaan. Dalam pidatonya, komposer Rapsodia Nusantara ini memberi penjelasan atas sikapnya meninggalkan ruangan. Ananda mengkritik panitia yang telah mengundang Anies hadir dalam acara tersebut.

“Anda telah mengundang seseorang dengan nilai-nilai serta integritas yang bertentangan dengan apa yang telah diajarkan kepada kami,” kata Ananda dalam keterangan tertulis yang diterima Tirto, Senin (13/11/2017).

Ketika dihubungi Redaksi Tirto, Ananda tak menampik ihwal insiden dan pernyataannya tersebut. Ia menjelaskan, kronologi dirinya keluar dari ruangan tempat berlangsungnya acara. “Pas saat Anies bicara tentang pembangunan Jakarta. Membangun seperti apa, itu Tanah Abang jadi kacau. Kalau kacau begitu kan bukan pembangunan,” kata Ananda.

Baca juga: Anies Segera Revisi Pergub Pelarangan Kegiatan Keagamaan di Monas

Saat itu, menurut Ananda, dirinya duduk di deretan kursi kedua. Saat berdiri dan berjalan ke pintu keluar yang berada di belakang, ia mengaku, banyak orang yang melihatnya. Saat berjalan keluar itulah, kata Ananda, sejumlah alumni Kolese Kanisius juga mengikutinya.

Ananda mengaku, tak mengajak teman-temannya untuk keluar. Namun, belakangan, Ananda sadar bahwa sosok-sosok yang banyak keluar merupakan teman seangkatannya, yakni angkatan 1986. “Saya masuk lagi setelah setengah jam Anies keluar,” kata Ananda.

Ananda kembali menegaskan, sikapnya bukan bentuk kebencian personal. Menurut dia, langkahnya merupakan kritik kepada panitia. Namun, dia tak ambil pusing jika kemudian Anies tersinggung.

“Enggak ada dendam pribadi. Ini kritik ke panitia. Kenapa mengundang seseorang yang mendapatkan jabatannya berbeda dengan nilai yang diajarkan. Bukan (kebencian) kepada Anies,” kata Ananda menegaskan.

Insiden ini pun sempat beredar dalam sebuah video yang diunggah di Facebook. Namun, Gubernur Anies Baswedan malah mengaku tak mengetahui ada komposer kondang yang walk out saat dirinya memberikan pidato. Anies mengungkapkan, dirinya baru mengetahui kejadian tersebut setelah sampai di kantor.

Anies pun santai menanggapi hal itu. "Menurut Eros Djarot, bahwa itu tidak mencerminkan sikap Kanisius," ungkap Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin siang.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengaku, dirinya menghormati perbedaan sikap dan pandangan. Anies juga mengatakan memberikan hak kepada siapa pun untuk mengungkapkan dengan cara masing-masing.

Anies pun menyinggung kewajiban seorang Gubernur yang harus mengayomi warganya. “Kalau kemudian ada reaksi negatif, itu bonus saja," ucapnya.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari Mufti Sholih

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: Mufti Sholih
Editor: Mufti Sholih