tirto.id - PT Pertamina (Persero) saat ini tengah menelaah kemungkinan-kemungkinan bekerja sama dengan Iran untuk memasok gas elpiji, crude oil serta mengembangkan investasi di sektor hulu migas.
"Kita sedang membahas untuk tetap melanjutkan rencana kerja sama pengelolaan migas dengan Iran," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, usai menggelar Pra Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Senin (30/5/2016).
Dwi menjelaskan, salah satu yang dibahas dalam pertemuan itu adalah rencana untuk tetap melanjutkan kerja sama dengan Iran untuk memasok elpiji ke Indonesia. Hal ini karena harga elpiji di negara Iran relatif lebih murah dan bersaing dibanding harga di negara lain.
"Selain sebagai pemasok elpiji, kita juga siap bekerja sama untuk pengelolaan minyak mentah [crude oil] dalam pengembangan industri hulu migas di Iran," kata Dwi.
Ia menambahkan, Pertamina sudah menyampaikan minat tersebut dan sekarang sedang mengikuti tender-tender pengelolaan blok migas di Iran. "Saya rasa kerja sama dengan Iran merupakan peluang yang cukup bagus untuk direalisasikan," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu, Pertamina telah resmi menandatangani kerja sama dengan perusahaan minyak dan gas bumi asal Rusia, Open Joint-Stock Company (OJSC) Rosneft.
Salah satu perjanjian kerja sama Pertamina dengan Rosneft adalah pengembangan proyek Grass Root Refinery Tuban dan peluang kerjasama di bisnis hulu.
Penandatangan kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Kerja sama tersebut menjadi sangat penting bagi Indonesia, bukan hanya nilai investasi yang besar, tetapi untuk pertama kalinya ada investasi yang mengkombinasikan kilang dengan petrokimia.
Proses konstruksi proyek Grass Root Refinary Tuban sendiri ditargetkan dapat selesai pada 2021.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara