Menuju konten utama

Pertamina Tantang Industri Galangan Kapal Nasional

Pertamina berusaha untuk mendorong pemberdayaan industri galangan kapal nasional dengan secara konstan memberikan tantangan kepada industri tersebut melalui permintaan pesanan kapal yang lebih baik dari segi kapasitas maupun kualitas, ujar seorang pejabat perusahaan Pertamina.

Pertamina Tantang Industri Galangan Kapal Nasional
Pekerja menyelesaikan pembuatan kapal tanker pesanan Pertamina di galangan kapal PT Daya Radar Utama di Lamongan, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Pertamina berusaha untuk mendorong pemberdayaan industri galangan kapal nasional dengan secara konstan memberikan tantangan kepada industri tersebut melalui permintaan pesanan kapal yang lebih baik dari segi kapasitas maupun kualitas, ujar seorang pejabat perusahaan Pertamina.

Seperti dikutip dari kantor berita Antara, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, di Jakarta, Minggu, (29/2/2016), mengatakan bahwa sudah menjadi komitmen perusahaan untuk selalu memesan kapal dari perusahaan galangan kapal nasional demi mendorong pertumbuhan industri tersebut ke arah yang lebih baik.

“Pertamina melalui rencana jangka panjang penguatan armada milik berkomitmen tinggi untuk mengedepankan kerja sama dengan mitra nasional sebagai pembangun kapal yang dibutuhkan perusahaan,” katanya.

Wianda mengatakan bahwa Pertamina selalu meminta galangan kapal nasional untuk membangun kapal berstandar internasional yang dapat diterima berlayar ke seluruh negara di dunia.

“Kapal tanker Pertamina juga dituntut untuk ramah lingkungan dan tingkat safety tinggi, serta taat terhadap ketentuan-ketentuan internasional lainnya,” lanjutnya.

Saat ini, kapal milik terbesar yang diproduksi galangan kapal nasional berukuran 30.000 Deadweight Tonnage (DWT), yaitu MT Fastron yang dibangun oleh PT PAL. Pertamina mempercayakan pembangunan kapal itu setelah sebelumnya PT PAL sukses membangun kapal sekelas di bawahnya.

Wianda mengatakan bahwa tahun ini perseoran akan kedatangan delapan kapal tanker tipe GP dengan bobot mati 17.500 DWT yang dipesan dari galangan nasional senilai 200 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 2,66 triliun.

Kedelapan proyek tersebut melibatkan MT Parigi dan MT Pattimura oleh PT Angrek Hitam Shipyard, MT Panderman, MT Papandayan, dan MT Putri oleh PT Daya Radar Utama, serta MT Pasaman, MT Panjang, dan MT Pangrango oleh PT Multi Ocean Shipyard.

Hingga akhir 2016, Pertamina akan memiliki sekitar 72 unit kapal yang berstatus milik sendiri. Sebanyak 34 kapal atau 47 persen merupakan kapal yang diproduksi oleh galangan kapal nasional

Lanjut Wianda, saat ini, salah satu galangan kapal, PT Daya Radar Utama, dipercaya untuk membangun tiga kapal sebesar 17.500 DWT dengan panjang 157 meter, lebar 28 meter, dan tinggi 12 meter, setelah sukses membangun MT Musi berbobot 3.500 DWT, dengan panjang kapal 90 meter, terbesar yang pernah mereka buat saat itu.

Besarnya peran Pertamina dalam membangun kapasitas dan kemampuan galangan kapal dalam negeri pun diakui oleh Business Development Director PT Daya Radar Utama, Steven Angga Prana.

Ia mengatakan bahwa kesuksesan perusahaan dalam membangun MT Musi pada tahun 2012 memicu banyaknya order kapal-kapal besar dan modern kepada perusahaannya, termasuk KRI Bintuni milik TNI Angkatan Laut (AL).

“Kami sangat mengapresiasi Pertamina yang berani memberikan order kepada galangan nasional. Semula kami hanya memproduksi kapal-kapal konvensional dan tidak hightech. Namun, dengan supervisi Pertamina yang telah berpengalaman membangun kapal di luar negeri, sekarang kami mampu dengan proses modern dan alat otomatis,” kata Steven.

Baca juga artikel terkait GALANGAN KAPAL atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara