tirto.id - Demi menggarap proyek energi terbarukan, PT Pertamina (Persero) menganggarkan sekitar USD 8 miliar untuk investasi di pengembangan pembangkit tenaga listrik, energi baru dan terbarukan sampai gas di 2020 sampai 2024.
"Upaya untuk memanfaatkan sumber daya domestik untuk memenuhi suplai energi domestik yang sesuai dengan pembangunan hijau dan dekarbonisasi. Kami fokus menaikkan bauran renewable energy," kata dia dalam diskusi virtual Investor Daily Summit, Rabu (14/7/2021).
Nicke merinci, pihaknya mengalokasikan belanja modal sebesar 9 persen dari total belanja keseluruhan di perseroan untuk inovasi di energi terbarukan. Anggaran ini diklaim Nicke lebih tinggi dibanding anggaran riset dan inovasi di perusahaan migas kelas internasional sebab mengalokasikan sekitar 4,3 persen.
Dari 9 persen atau USD 8 miliar anggaran perseroan untuk energi terbarukan, Nicke merinci sebesar USD 4 miliar akan dialokasikan untuk pembangunan pipa distribusi dan transportasi. Kemudian USD 0,3 miliar untuk proyek regasifikasi dan pencairan gas, USD 3 miliar untuk pembangkit listrik terintegrasi, dan USD 0,7 miliar untuk kebutuhan lain.
Jika hasil inovasi energi terbarukan sukses, pada 2030 Pertamina akan bisa menyediakan 71 persen kebutuhan energi Indonesia dengan sumber baru tersebut. Hal ini dilakukan demi menekan impor migas RI yang saat ini masih membebani keuangan negara.
Pada saat itu, ia menargetkan Petamina mampu menghasilkan energi terbarukan hingga 17 persen dari angka saat ini yang hanya 1 persen.
Energi terbarukan digadang-gadang menggantikan energi fosil yang merusak lingkungan dan akan habis di masa mendatang. Gas dipandang sebagai energi hijau yang akan dimaksimalkan produksinya di masa depan.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali