tirto.id - Tingginya penjualan Pertalite di wilayah Maluku hingga Papua membuat PT Pertamina wilayah pemasaran Maluku-Papua mencoba menjajaki kerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk meningkatkan penjualan produk tersebut di Jayapura, Papua.
“Kami akan bertemu dulu dengan Kanwil [Kantor Wilayah] BRI untuk melihat mekanisme yang saling menguntungkan bagi kedua pihak,” ujar Manajer Ritel Pertamina Wilayah Operasi Pemasaran VIII Maluku-Papua Zibali Hisbul di Jayapura, Selasa, (1/3/2016).
Zibali mengatakan bahwa tingkat penjualan Pertalite di wilayah Maluku hingga Papua tergolong tinggi, bahkan termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia. “Kalau kita lihat secara nasional paling tinggi. Nasional rata-rata penjualan SPBU baru mencapai 1.500 liter, tetapi di Maluku dan Papua mencapai angka 7.000 liter per SPBU,” ujarnya.
Lebih lanjut, Zibali mengatakan bahwa di Kabupaten Nabire, Papua, kerja sama dengan pihak BRI sebenarnya telah berlangsung dan hal itu terbukti dapat mendongkrak penjualan Pertalite di daerah tersebut.
“Di Nabire ada kerja sama dengan BRI melalui Brizzy Card. Jadi, setiap pembeli Pertalite sebanyak 10 liter dengan menggunakan Brizzy Card, kami berikan gratis satu liter,” jelasnya.
Dengan penjajakan tersebut, lanjut Zibali, Pertamina berniat untuk memperluas kerja sama serupa agar penjualan Pertalite bisa terus ditingkatkan. “Kita sedang menjajaki program seperti ini untuk diterapkan lebih luas lagi,” kata dia.
Ia menyatakan bahwa saat ini Pertamina secara konsisten terus berupaya agar masyarakat bisa beralih menggunakan Pertalite dan meninggalkan Premium yang masih disubsidi pemerintah.
“Dalam rangka mendorong penjualan Pertalite sebagai produk baru yang masuk ke Papua di akhir 2015, kita ingin selalu melakukan upaya agar masyarakat melakukan switching dari Premium ke Pertalite,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa dengan beralihnya masyarakat ke Pertalite, terdapat beberapa keuntungan dapat diperoleh oleh tiga pihak. Yang pertama adalah konsumen karena mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang lebih berkualitas, lebih irit dan lebih pas untuk mesin kendaraan dengan harga yang terjangkau.
Kedua, bagi pemerintah, karena hal ini mengurangi beban subsidi yang harus ditanggung oleh negara. Jadi, ini membantu negara bisa lebih mengalokasikan anggaran ke hal-hal yang lebih produktif.
Ketiga, adalah Pertamina sendiri, karena Pertalite dapat mengurangi beban yang ditanggung oleh perusahaan.