tirto.id - Produk Cina adalah murah dan murahan. Barangkali itulah pemikiran kebanyakan orang ketika ditanya tentang produk Cina. Padahal, tak semua produk Cina murah dan murahan. Beberapa produsen sudah berusaha keras untuk ke luar dari citra itu. Mereka memupuk nilai brand agar bisa bersaing dengan brand-brand premium lainnya di pasar dunia.
Huawei salah satunya. Mereka tak mau lagi dikenal sebagai pemain di pasar barang murah. Huawei ingin meningkatkan citranya menjadi perusahaan papan atas dengan produk berkualitas. Di pasar smartphone, Huawei ingin bersaing dengan Apple dan Samsung.
Hasilnya memang luar biasa. Huawei kini menjadi salah satu brand yang pertumbuhan nilainya sangat pesat. Hanya tinggal menghitung waktu bagi Huawei untuk bisa sejajar dengan Apple ataupun Samsung.
Pertumbuhan Pesat Huawei
Sebuah acara mewah selama 2,5 jam digelar di London pada awal April. Huawei rupanya sedang memperkenalkan produk terbarunya P9 dan P9 Plus. Acara peluncuran dikemas dengan kemewahan, sesuai dengan janji kemewahan yang ditawarkan oleh Huawei dengan menggandeng Leica Camera AG untuk produk tersebut.
Melengkapi kemewahannya, produsen ponsel dari Cina itu menggandeng bintang cantik Hollywood Scarlett Johansson dan bintang Batman vs Superman nan rupawan, Henry Cavill untuk iklan P9. Keduanya menjadi duta global untuk seri P9.
Dengan menggandeng Leica, Huawei menyebut kamera lensa ganda P9 sebagai standar baru dalam dunia fotografi smartphone. Huawei menekankan pada kekuatan kamera, karena melihat saat ini, ponsel sudah menjadi alat yang penting untuk fotografi.
"Kita memperdalam kolaborasi untuk memberikan pengguna pengalaman fotografi ponsel pintar lebih optimal," jelas CEO Huawei, Richard Yu.
Mengapa Leica?
Produsen kamera dari Jerman itu memang dikenal dengan produknya yang mahal, mewah, dan berkualitas. Huawei sudah pasti ingin meningkatkan nilai produknya dengan membenamkan kamera buatan Leica. Tak hanya itu, Leica menjadi sebuah simbol internasionalisasi dari produk Huawei. Citra produk Cina yang murah dan murahan pun bisa ditepis dengan co-branding ini.
"Huawei mencoba untuk memosisikan diri mereka sebagai brand berkualitas di pasar dan bukan hanya sebuah brand murah yang tidak berharga untuk uang. Butuh waktu untuk membangun brand," ujar Ian Fogg, direktur senior mobile dan telekomunikasi IHS, seperti dilansir dari marketingmagazine.com.
Belakangan, Huawei diketahui tidak benar-benar menanamkan kamera Leica. Situs berbahasa Cina, MyDrivers mengungkapkan, Leica tidak benar-benar memasok optik kamera smartphone Huawei. Huawei ternyata menggunakan modul optik dan kamera buatan vendor Cina, Sunny Optical. Hanya saja, modul yang dipakai Sunny Optical untuk P9 dan P9 Plus itu mendapatkan sertifikat otorisasi dari Leica. Dengan otorisasi ini, maka Huawei sah-sah saja mendompleng nama besar Leica. Harapannya, Leica akan meningkatkan brand Huawei meski tak benar-benar digunakan.
Huawei memang sedang berusaha keras untuk meningkatkan brand-nya di dunia internasional. Ia ingin sejajar dengan Samsung dan Apple. Upaya itu penting mengingat 65 persen penjualan Huawei disumbangkan oleh pasar di luar Cina. Penjualan ini tidak hanya untuk produk smartphone, tetapi juga lini bisnis Huawei lainnya.
Smartphone menjadi salah satu mesin pertumbuhan Huawei. Hingga kuartal III-2015, Huawei berhasil menjual 27,4 juta smartphone di seluruh dunia, naik 63 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Bagi Huawei, mereka sudah menjadi salah satu produsen smartphone yang lebih impresif dan saya memperkirakan mereka akan meneruskan momentum ini pada 2016," ujar Direktur Program dan analis pasar IDC, Ryan Reith, seperti dilansir dari Fortune.
"Huawei sepertinya akan menjadi produsen smartphone Cina pertama yang melewati angka 100 juta pengapalan dalam satu tahun. Sebagian besar orang berpikir Xiaomi yang melakukannya," imbuhnya. Xiaomi, pesaing dekat Huawei memang sedang menanjak popularitasnya. Namun, pangsa pasarnya masih di bawah Huawei.
Dari sisi angka penjualan, Huawei memang mencatat pertumbuhan yang signifikan. Jika pada 2012 pangsa pasarnya hanya 4,1 persen, tiga tahun kemudian angkanya sudah mencapai 8,7 persen. Bersama dengan Xiaomi, Huawei menjadi produsen yang berhasil mengalami kenaikan pangsa pasar. Sementara dua pesaingnya yakni Samsung dan Apple mencatat penurunan pangsa pasar yang cukup signifikan.
Nilai Brand
Kenaikan penjualan itu tak lepas dari upaya mati-matian Huawei untuk meningkatkan brand awareness. Kuncinya terletak pada desain dan mutu produk. Huawei berusaha keras melakukan terobosan produk yang berkualitas sehingga bisa diterima dunia.
Huawei memang berinvestasi besar-besaran pada Research and Development (R&D) untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam sebuah wawancara di Wall Street Journal (WSJ), Senior Vice President, Chen Lifang mengungkapkan ada tiga kunci sukses Huawei. Pertama, perusahaan sangat menghargai investasi R&D, teknologi dan investasi. Dalam 10 tahun terakhir, investasi Huawei untuk R&D mencapai 25 miliar dolar.
Kedua, Huawei sangat menghargai manajemen. Perusahaan juga berinvestasi besar untuk manajemen. Ketiga, adanya opsi saham untuk karyawan. Dengan mekanisme ini, karyawan merasa memiliki perusahaan sehingga mau berbagi nilai. Huawei ingin tumbuh besar bersama karyawan. Saat ini, tercatat 84.000 karyawan yang memiliki saham Huawei.
Strategi dan kerja keras Huawei memberikan hasil yang cukup fantastis. Pada 2014, Huawei untuk pertama kalinya menjadi perusahaan Cina pertama yang masuk dalam “Best Global Brand” versi Interbrand. Huawei ada di peringkat ke-94.
Pada 2016, Huawei untuk pertama kalinya masuk dalam "BrandZ Top 10 Most Valuable Chinese Brands 2016". Huawei sebagai pendatang baru langsung berada di posisi 7, dengan nilai brand 18,5 miliar dolar.
Sementara konsultan asal Inggris, Brand Finance memasukkan Huawei dalam daftar "Global Top 100 Most Valuable Brand". Pada 2016, Huawei berada di peringkat ke-47, dengan nilai brand 19,743 miliar dolar. Capaian itu berarti mengalami lonjakan hingga 70 persen jika dibandingkan dengan nilai brand Huawei pada 2015 yang sebesar 11,621 miliar dolar.
Dengan melihat angka pertumbuhan nilai brand Huawei yang sangat fantastis tersebut, Apple dan Samsung patut ketar-ketir. Saat ini, Apple masih berada di peringkat pertama dengan nilai brand 145,918 miliar dolar, naik 14 persen dari tahun sebelumnya. Samsung berada di peringkat ketiga dengan nilai brand 83,185 miliar hanya naik 2 persen.
Transformasi Brand
Huawei merupakan salah satu contoh dari brand Cina yang sukses melakukan transformasi. Dunia kini mengenalnya sebagai sebuah brand yang berkualitas. Sejumlah perusahaan Cina juga melakukan hal serupa. Misalnya saja Haier.
Haier kini dikenal sebagai perusahaan produk elektronika rumah tangga yang berkualitas tinggi. Citra murah dan murahan tidak melekat pada Haier. Kisah "palu penghancur" Haier menjadi salah satu penanda tentang pentingnya kualitas untuk brand.
Perubahan besar Haier terjadi pada 1985, ketika seorang konsumen mengembalikan sebuah kulkas yang rusak ke pabrik dan menunjukkannya kepada Zhang Ruimin, pimpinan Qingdao-Liebherr (nama perusahaan sebelum berganti menjadi Haier pada 1991). Zhang dan si konsumen kemudian pergi menelusuri keseluruhan 400 kulkas yang harus diganti oleh perusahaan. Zhang kemudian menata 76 kulkas yang harus diganti perusahaan, memberikan palu kepada karyawan dan meminta mereka untuk menghancurkannya. Sejak saat itu, Haier menegaskan tekadnya untuk menjadikan kualitas sebagai hal paling utama.
Peristiwa itu dikenal luas. Haier menyimpan baik "Palu Penghancur" itu di kantor pusatnya, sebagai pengingat bahwa perusahaan menjunjung tinggi kualitas. Upaya keras itu terbayar. Haier kini telah menjadi salah satu brand perusahaan perkakas rumah tangga paling sukses di dunia. Selama 12 tahun berturut-turut Haier berada di posisi pertama dalam daftar "China's Most Valuable Brands". Nilai perusahaan mencapai 16,22 miliar dolar.
Sepanjang 1984 hingga 2015, pertumbuhan tahunannya rata-rata mencapai 68 persen. Haier tak hanya menjadi penguasa pasar di negaranya sendiri, tetapi juga negara-negara lain di dunia. Haier juga sukses memasuki pasar Amerika yang dikenal cukup alot. Di negara Paman Sam itu, Haier menjadi produsen kulkas terbesar ke dunia, setelah Whirlpool.
Kesuksesan sebuah brand membuka jalan untuk pertumbuhan secara domestik dan internasional. Huawei, Haier merupakan salah satu contoh kisah suksesnya. Mereka bisa melepas cap murah dan murahan sehingga bisa bersaing di papan atas.