tirto.id - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengaku "gembira banget" Menteri BUMN Erick Thohir memecat Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara. Menurutnya itu akan menjadi pintu masuk pembenahan di sektor penerbangan yang sempat menggoyang bisnis pariwisata.
"Kami komplain paling berat. Dia ini, kan, 'penyebab'. Dia menciptakan kartel, mendikte pasar. Sampai online travel agent (OTA) 'dipencet'. Itu enggak fair," kata Hariyadi, yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), kepada wartawan di Kemenko Perekonomian, Jumat (6/12/2019).
Hariyadi mengatakan ada sejumlah masalah yang muncul sejak Ari Askhara menjabat, September 2018.
Salah satunya soal harga tiket yang mahal. Menurutnya, harga tiket Indonesia bahkan bisa dibilang lebih mahal ketimbang negara-negara lain di ASEAN dan Eropa.
Ini pada akhirnya membuat penerbangan Indonesia tidak kompetitif, dan ujung-ujungnya berdampak ke sektor pariwisata.
"Ini sangat terganggu banget di wilayah timur. Terasa penurunan kunjungan wisatawan," ucap Hariyadi.
Hariyadi juga menyinggung soal mahalnya harga kargo, yang menurutnya juga terjadi di era Ari Askhara. "Bukan hanya penumpang kena masalah, kargo juga. Harganya naik enggak kira-kira. Itu mengganggu banget," Hariyadi menegaskan.
Ari Askhara, atau I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra dicopot Erick karena terbukti memasukkan Harley Davidson melalui pesawat Airbus 330-900 yang dipesan Garuda dari Perancis.
"Motor Harley ini adalah milik saudara AA," kata Erick."Motor Harley ini adalah milik saudara AA," ucap Erick, dalam konferensi pers, Kamis (5/12/2019).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Rio Apinino