Menuju konten utama

Perempuan yang Hidup Tanpa Otak Kecil

Organ tubuh manusia ternyata memiliki tingkat adaptasi yang luar biasa tinggi. Akhir tahun 2014 silam muncul kasus menarik tentang seorang perempuan yang dilaporkan kehilangan salah satu bagian otaknya. Perempuan tersebut menyadari kondisi anehnya cukup telat, yakni saat ia sudah menginjak umur 24 tahun. Pemeriksaan dokter menguak fakta: seluruh otak kecilnya menghilang. Ruang yang seharusnya terisi dengan organ bernama latin cerebellum itu malah berisi cairan cerebrospinal yang menjadi bantalan otak dan (beruntung) berfungsi untuk mencegah si perempuan dari penyakit.

Perempuan yang Hidup Tanpa Otak Kecil
Ilustrasi cidera otak.

tirto.id - Organ tubuh manusia ternyata memiliki tingkat adaptasi yang luar biasa tinggi. Akhir tahun 2014 silam muncul kasus menarik tentang seorang perempuan yang dilaporkan kehilangan salah satu bagian otaknya. Perempuan tersebut menyadari kondisi anehnya cukup telat, yakni saat ia sudah menginjak umur 24 tahun.

Penemuan yang menghebohkan dunia medis itu terkuak saat si perempuan dibawa ke Rumah Sakit Umum PLA Cina di Komando Daerah Militer Jinan di Provinsi Shandong karena mengeluh mual dan pusing. Ia mengatakan kepada dokter gejala itu telah berlangsung sejak lama.

Laporan dari New Scientist tersebut juga mengutip pernyataan sang ibu yang mengatakan bahwa putrinya saat kecil tak mengalami pertumbuhan jalan seperti anak-anak normal lainnya karena harus menunggu usianya menginjak 7 tahun. Kata-kata yang keluar dari mulut putrinya juga baru bisa dimengerti saat si perempuan berumur 6 tahun.

Pemeriksaan dari sang dokter menghasilkan penemuan yang mencengangkan publik: seluruh otak kecilnya menghilang. Ruang yang seharusnya terisi dengan organ bernama latin cerebellum itu malah berisi cairan cerebrospinal yang menjadi bantalan otak dan (beruntung) berfungsi untuk mencegah si perempuan dari penyakit.

Baca juga artikel terkait FAKTA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti