tirto.id - Menurut The Observatory of Economic Complexity, lembaga visualisasi perdagangan negara dunia, pada 2014, nilai ekspor Korea Utara adalah 3,1 miliar dolar. Jumlah ini meningkat jauh dibandingkan pada 2010, di masa senjakala Kim Jong Il. Kala itu, nilai ekspor Korea Utara hanya senilai 1,83 miliar dolar.
Hasil ekspor utama Korea Utara adalah briket batu bara, jumlahnya sekitar 33 persen dari keseluruhan ekspor Korea Utara. Nilainya mencapai 1,3 miliar dolar. Kemudian diikuti oleh bijih besi yang memegang 6,2 persen ekspor dan bernilai 192 juta dolar. Untuk produk tekstil, bahan untuk mantel pria memegang 5,2 persen total ekspor dengan nilai 161 juta dolar. Diikuti oleh bahan baju pria sebanyak 5,1 persen dengan nilai 157 juta dolar.
Negara tujuan utama ekspor Korea utara adalah Cina. Pada 2014, sekitar 86 persen barang ekspor Korut dikirim ke sana. Nilainya mencapai 2,6 miliar dolar. Yang diekspor kebanyakan adalah briket batu bara dan bijih besi. Peringkat kedua adalah India yang jadi tujuan ekspor sebesar 2,3 persen senilai 71,6 juta dolar. Komoditas utama yang dibeli India adalah perak dan mesin untuk pekerjaan umum.
Indonesia sendiri hanya kebagian barang ekspor Korea Utara sebesar 0,04 persen, senilai 1,5 juta dolar. Komoditas yang paling banyak dibeli Indonesia adalah kraft paper sebesar 54 persen dengan nilai 814 ribu dolar. Diikuti dengan mesin pekerjaan umum sebanyak 9 persen dengan nilai 136 ribu dolar.
Sedangkan nilai impor Korea Utara lebih besar, jumlahnya sekitar 3,9 miliar dolar pada 2014. Komoditas terbesar yang diimpor adalah minyak bumi, nilainya mencapai 180 juta dolar, yang sekitar 86 persennya dibeli dari Cina.
Sedangkan untuk impor dari Indonesia, jumlahnya sebesar 1,41 juta dolar. Yang paling banyak adalah residu sayur, sebesar 42 persen dengan total impor senilai 597 ribu dolar. Korea Utara juga mengimpor sabun dari Indonesia senilai 600 ribu dolar.
Penulis: Nurul Qomariyah Pramisti
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti