Menuju konten utama

Penyebab Suhu Panas di Indonesia dan Tips Jaga Kesehatan

Apa penyebab suhu panas di Indonesia belakangan ini dan tips menjaga kesehatannya?

Penyebab Suhu Panas di Indonesia dan Tips Jaga Kesehatan
Petugas menunjukkan pemetaan suhu panas di laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Kantor BPBD Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (28/4/2023). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/tom.

tirto.id - Suhu panas yang melanda Jakarta dan sekitarnya bukan tanpa sebab. Pasalnya, menurut Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab suhu panas dalam beberapa hari belakang.

Merujuk pernyataan Plt Deputi Bidang Klimatologi Dodo Gunawan, bahwa suhu panas ekstrem melanda negara-negara Asia sepekan terakhir.

Meski Indonesia tidak mengalami gelombang panas, Dodo mengungkapkan suhu maksimum udara permukaan tergolong panas di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta.

Lebih jauh, Dodo memaparkan catatan BMKG. Berdasarkan catatan BMKG, bahwa wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, menjadi daerah di Indonesia dengan suhu maksimum harian tertinggi pada 17 April 2023 yakni sebesar 37,2 derajat Celsius.

Penyebab Suhu Panas di Jakarta dan Sekitarnya

"Suhu panas bulan April di wilayah Asia Selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu Matahari, lonjakan panas tahun 2023 adalah yang terparah,” terang Dodo mengutipAntara News.

Selain itu, lanjut Dodo, tren pemanasan global dan perubahan iklim, gelombang panas heatwave semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering.

Hal itu terbukti dari data yang terekam di BMKG. Pada dasarian II April 2023 atau periode 11-20 April, misalnya. Suhu panas diatas 36 derajat Celcius melanda beberapa unit kerja BMKG.

Serta, di wilayah lainnya. Misalnya, di Stasiun Meteorologi Pangsuma 36,6 derajat Celsius, Nanga Pinoh 36,5 derajat Celcius, BMKG Wilayah 1 36,5 derajat Celcius, Stasiun Meteorologi Tabelian 36,3 derajat Celcius.

Terakhir, data yang mengalami suhu panas. Seperti di Stasiun Meteorologi Tarempa 36,2 derajat Celsius, Stasiun Geofisika Deli Serdang 36,2 derajat Celsius, BMKG Wilayah II 36,2 derajat Celsius, dan Stasiun Klimatologi Banten 36 derajat Celcius.

“Dominasi monsun Australia, Indonesia memasuki musim kemarau. Dan intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan,” ujar Dodo mengutip Antara News.

Tips Menjaga Kesehatan di Tengah Suhu Panas

Pentingnya menjaga kesehatan ditengah suhu panas. Merujuk rekomendasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bahwa menjaga tubuh tetap bugar dan sehat saat beraktivitas di tengah situasi suhu panas.

“Memang cuaca panas beberapa hari ini dan ke depan sedang tidak biasa. Agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan”’ kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengutip Antara News.

Adapun tipsnya untuk tetap sehat, berikut merupakan tips yang diberikan oleh Kemenkes.

  • Minum Air Putih
Minum air putih merupakan salah satu cara, agar terhindar dari dehidrasi. Hanya saja, di tengah suhu panas seperti sekarang. Minum air putih dengan porsi banyak, serta tidak menunggu haus terlebih dahulu.

  • Menghindari Minuman Manis
Kemenkes juga menyarankan untuk menghindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman berpemanis yang dapat memicu stamina berlebih.

  • Menghindari Kontak dengan Sinar Matahari
Selain memberikan asupan untuk tubuh, Kemenkes juga merekomendasikan untuk terhindar dari sinar matahari secara langsung. Jikapun tidak bisa, maka Kemenkes merekomendasikan untuk memakai topi atau paying saat beraktivitas di luar rumah.

  • Memakai Baju Longgar
Karena cuaca ekstrim dan suhu panas meningkat. Sehingga Kemenkes menghimbau untuk memakai baju yang berbahan ringan dan longgar. Agar, dapat membuat tubuh tidak kepanasan.

“Hindari menggunakan baju berwarna gelap. Agar tidak menyerap panas dan sebisa mungkin berteduh di antara jam 11.00 hingga 15.00,” tutur Syahril mengutip Antara News.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra