tirto.id - Kebakaran melanda lahan dan hutan di kawasan wisata Kawah Putih Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kebakaran di Kawah Putih terjadi sejak Senin kemarin, 7 Oktober 2019. Kebakaran ini terpantau mulai terjadi pada pukul 14.00 WIB, Senin sore.
Kebakaran di Kawah Putih berlanjut hingga Selasa, hari ini. Hasil pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menunjukkan kebakaran itu menjangkau area seluas belasan hektare.
"Dampak kebakaran lahan di Kawah Putih Ciwidey, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu ialah lahan yang sudah terbakar mencapai 15 hektare," kata Manajer Pusdalops PB BPBD Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, pada Selasa (8/10/2019), sebagaimana dilansir Antara.
Budi menjelaskan, sampai pukul 11.00 WIB pada hari ini, kobaran api masih menyala di kawasan Kawah Putih. Kata dia, luas area terbakar diprediksi bertambah hingga 20 hektare. Adapun total luas lahan Kawah Putih Ciwidey ialah 449,17 hektare.
"Penanganan dan pemadaman kebakaran masih dilakukan BPBD Kabupaten Bandung bersama Polres Bandung, Kodam 0609, BPBD Provinsi Jabar, Perhutani, Damkar Pengelola Wisata Kawah Putih dan masyarakat sekitar dan relawan penggiat kebencanaan," ujar dia.
Budi menambahkan kebakaran di lahan Kawah Putih Ciwidey melalap beragam jenis tanaman, seperti Pohon Cantigi, Pakis Andam dan alang-alang.
Selain di Kawah Putih, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga melanda area lain di Kabupaten Bandung. BPBD Jawa Barat mencatat total luas kawasan terdampak kebakaran lahan di Kabupaten Bandung mencapai 226 hektare. Karhutla melanda kawasan di Desa Pasir Huni (Cimaung), Mangun Jaya (Gunung Sangar), Puncak Besar Pacet dan Gunung Malabar (Arjasari).
Budi mengatakan karhutla di Kabupaten Bandung terjadi sejak 5 Oktober 2019. Akibat kebakaran lahan tersebut banyak pohon pinus, rancamala, manglid, alpukat, alang-alang dan lainnya hangus.
Sementara untuk mempercepat penanganan karhutla di Kawah Putih Ciwidey, Pemkab Bandung telah meminta bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kasi Pemadaman dan Investigasi Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, Kabupaten Bandung, Saepuloh mengatakan BNPB diminta mengerahkan pesawat atau helikopter pengirim bom air.
"Ini bencana nasional karena skalanya sudah tidak bisa lagi [ditangani] sama dua atau tiga unit mobil pemadam, bahkan 10 mobil pun tidak akan mati, karena medannya tinggi, kemiringannya 60 derajat, personel kita kesulitan," ujar Saepuloh.
Dia mengimbuhkan, fokus penanganan kabakaran di Kawah Putih hari ini adalah meminimalisir potensi api menjangkau pemukiman warga. "Yang kita amankan warga, kalau kawah putih itu kan jauh dengan pemukiman warga, masih berjarak sekitar 5 kilometer, masih aman," kata Saepuloh.
Hari ini, sebagian area di Kawah Putih juga ditutup sementara. Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, salah satu area yang ditutup adalah kawasan Skywalk Cantigi.
"Namun untuk akses ke sana tetap bisa karena hanya beberapa titik saja, tidak keseluruhan terbakar, jadi sebagian yang ditutup," kata Trunoyudo di Mapolda Jabar, pada Selasa.
Penyebab Kebakaran di Kawah Putih Bandung
Menurut Trunoyudo, saat ini Polres Bandung bersama Polda Jabar menyelidiki penyebab kebakaran lahan dan hutan di kawasan Kawah Putih Ciwidey. Menurut dia, penyebabnya dapat berupa faktor alam maupun manusia.
"Karena sekarang musim kemarau, tentu kan banyak alang-alang, rumput, serta pepohonan mengering, itu berpotensi, karena bahan yang mudah terbakar," ujar dia terkait penyebab kebakaran dari faktor alam.
Sedangkan penyebab dari faktor manusia, kata Trunoyudo, bisa akibat disengaja maupun tidak. "Kalau disengaja kan perlu alat bukti penyelidikannya. Kalau tidak sengaja bisa karena masyarakat membuang sampah sembarangan seperti puntung rokok," ujar Trunoyudo.
Di sisi lain, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Supriyatno menduga penyebab kebakaran di Kawah Putih adalah puntung rokok. Menurut dia, kebakaran bermula dari kawasan Sunan Ibu.
"Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara kebakaran terjadi karena puntung rokok,” kata Supriyatno di Bandung.
Dia mengakui pemadaman kebakaran dipersulit oleh kondisi kawasan yang berada di pegunungan dan angin.
"Angin yang besar dan sulit diprediksi arahnya membuat area kebakaran semakin luas. Maka itu, pemadaman paling efektif menggunakan helikopter yang membawa air dalam jumlah besar," ujar Supriyatno.
Editor: Agung DH