tirto.id - Banjir menjadi permasalahan utama kala musim hujan di banyak wilayah di Indonesia. Banjir yang terjadi saat ini pun sudah semakin meluas, bukan hanya di kota-kota besar, melainkan juga hingga ke pelosok daerah.
Mengingat dampak yang tidak ringan, banjir merupakan salah satu bencana yang mesti diwaspadai oleh masyarakat. Banjir bisa menimbulkan pelbagai dampak buruk, seperti merendam pemukiman warga, merusak infrastruktur, mengganggu aktivitas masyarakat, memicu masalah kesehatan, dan menimbulkan kerugian ekonomi. Beberapa kali peristiwa banjir bahkan hingga merenggut nyawa.
Umumnya banjir terkadi ketika curah hujan tinggi menyebabkan air meluap dari sungai atau kanal saluran air. Pada saat bersamaan, air hujan yang melimpah tidak banyak yang bisa terserap dalam tanah. Selain curah hujan di atas normal, Banjir juga bisa terjadi karena naiknya permukaan laut.
Di Indonesia, terdapat 3 jenis banjir yang kerap terjadi. Jenis pertama adalah banjir yang melanda suatu wilayah dengan genangan yang bertahan selama jangka waktu tertentu. Selain itu, jenis lain adalah banjir bandang yang kerap datang tiba-tiba. Adapun jenis ketiga ialah banjir rob, yang bisa terjadi karena naiknya permukaan air laut.
Banjir dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut ada yang disebabkan oleh alam, dan juga ulah manusia.
Penyebab Banjir dari Faktor Alam
Beberapa penyebab banjir dari faktor alam, dikutip dari laman bpbd.bulelengkab.go.id serta Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana (2012) terbitan BNPB adalah berikut ini:
1. Curah hujan tinggi hingga ekstrem
Curah hujan yang tinggi selama berhari-hari menyebabkan limpahan air berlebih. Tingginya curah hujan itu biasa terjadi saat puncak musim penghujan. Cuaca ekstrem, seperti adanya badai di laut pun bisa memicu tingginya curah hujan bahkan sampai tingkat ekstrem.
2. Erosi tanah
Erosi tanah yang terjadi hingga menyisakan bebatuan bisa menyebabkan air hujan mengalir deras di atas permukaan tanah tanpa adanya penahan. Ini biasanya memicu banjir bandang.
3. Kapasitas tanah menyerap air rendah
Keadaan tanah dan tanaman di suatu wilayah juga menjadi salah satu penyebab banjir. Tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving, atau aspal dan tidak ada tumbuhan sama sekali tidak dapat menyerap banyak air.
Kawasan bebatuan yang memiliki daya serap air sangat kurang bisa menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang. Gundulnya kawasan hutan di hulu sungai juga bisa menyebabkan limpahan air hujan terlalu banyak mengalir di kali sehingga meluap dan menyebabkan banjir.
5. Posisi daratan yang rendah
Daratan dengan posisi rendah rentan menjadi lokasi banjir. Air dari kawasan lebih tinggi umumnya akan mengalir ke wilayah lebih rendah. Banjir juga bisa terjadi jika permukaan tanah menurun dan lebih rendah dari muka air laut. Kondisi ini bisa terjadi di kawasan pesisir.
6. Kenaikan permukaan air laut
Pemanasan global dan perubahan iklim kini semakin sering memicu cuaca ekstrem, yang di antara dampaknya adalah naiknya permukaan air laut. Dengan naiknya permukaan air laut, banjir bakal terjadi di wilayah pesisir, bahkan bisa menenggelamkan sebagian daratan.
Penyebab Banjir dari Faktor Manusia
Selain faktor-faktor tersebut, dilansir dari laman pusatkrisis.kemkes.go.id dan publikasi BNPB, ada pula beberapa penyebab banjir dari faktor kelalaian manusia, yakni sebagai berikut:
1. Penyumbatan Sungai dan Saluran Air karena Sampah
Penyumbatan saluran air dan sungai akibat timbunan sampah yang dibuang dengan sembarangan terbukti menjadi salah satu penyebab banjir, terutama di perkotaan.
2. Penebangan Pohon secara Liar
Penebangan pohon secara liar dan tidak bertanggungjawab sering dilakukan oleh manusia. Hal ini tentunya akan mengurangi daerah resapan air dan dapat menimbulkan banjir.
3. Pemakaian Lahan Serapan Air
Pembangunan tempat pemukiman atau objek bangunan lainnya yang serampangan bisa menelan banyak lahan serapan air. Akibatnya, saat musim hujan datang, banyak air tidak bisa terserap di tanah dan memicu banjir.
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Addi M Idhom