Menuju konten utama

Pentingnya Peran Ayah untuk Atasi Masalah Stunting pada Balita

Berbagai peran penting ayah dalam pencegahan dan penanggulangan stunting di antaranya ikut serta secara aktif dalam proses pengasuhan, pendidikan dan perlindungan anak dan ibu.

Pentingnya Peran Ayah untuk Atasi Masalah Stunting pada Balita
Ilustrasi ayah ikut berperan dalam tumbuh kembang dan pengasuhan anak. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Menjaga kesehatan ibu dan bayi menjadi salah satu fokus kementerian kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan memiliki peranan untuk memberikan panduan kepada orang tua mengenai penanggulangan terhadap masalah pada tumbuh kembang bayi.

Salah satu masalah dalam tumbuh kembang bayi dan balita yang saat ini menjadi fokus Kementerian Kesehatan adalah masalah stunting.

Stunting (pendek) adalah pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standar akibat gangguan atau kekurangan gizi kronis.

Selain karena permasalahan kekurangan gizi, stunting juga disebabkan oleh sanitasi yang buruk, kurang tersedianya air bersih yang memadai, pengasuhan yang buruk, serta penyakit infeksi yang menahun dan berbahaya sehingga tubuh tidak mampu menyerap sari-sari makanan dengan baik.

Stunting bisa terlihat atau terdeteksi mulai dari 1000 hari pertama kehidupan pada bayi. Bayi yang menderita stunting dapat membuat dirinya tidak mampu bersaing dalam kancah percaturan dunia, secara ekonomi merugikan negara karena pertambahan beban, dan tingkat produktivitas yang rendah.

Kekurangan itulah yang menjadikan anak dengan kelainan stunting akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia, produktifitas dan daya saing bangsa.

Upaya mengurangi stunting tak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, kedekatan orang tua juga perlu dilakukan untuk menanggulangi stunting seperti yang terdapat pada Buku Pedoman Indonesia Sehat yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan tahun 2016.

Ayah dalam hal ini memiliki peranan yang besar untuk membangun kedekatan dengan sang anak. Peran tersebut akan semakin kuat apabila didukung oleh ibu dan anggota keluarga yang lainnya.

Dalam keluarga, ayah sesungguhnya tidak hanya berperan dalam mencari nafkah, tetapi juga dalam proses pengasuhan, pendidikan dan perlindungan terhadap anak.

Berbagai peran penting ayah dalam pencegahan dan penanggulangan stunting menurut Sahabat Keluarga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan antara lain:

1. Ayah harus bisa menjadi figur yang memberi rasa aman, nyaman, tenang, dan harmonis dalam keluarga.

2. Ikut serta secara aktif dalam proses pengasuhan, pendidikan dan perlindungan anak dan ibu.

3. Ayah harus memastikan ibu hamil mendapatkan asupan protein hewani yang cukup, zat gizi yang cukup (karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral) yang tersaji dalam menu makanan berupa, lauk pauk, sayur dan buah, dalam porsi yang dibutuhkan.

Selain itu, ibu hamil harus juga cukup air minum, yang bersih, sehat dan bebas dari bahan-bahan dan mikroorganisme berbahaya.

4. Mengajak ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, agar dapat diketahui kondisi kehamilan serta kemungkinan timbulnya gangguan yang dapat dideteksi dan ditangani sejak dini.

5. Mendampingi ibu hamil dengan penuh kasih sayang, sehingga terbebas dari tekanan dan kelak dapat melahirkan generasi yang sehat dan cerdas.

6. Memastikan bahwa ibu hamil dan anak yang berusia remaja ke bawah menjadi prioritas dalam pemberian makanan yang sehat, bergizi, dan bervariasi dalam keluarga.

Sehingga tercukupi kebutuhan gizinya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun psikologis.

7. Memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh anggota keluarga.

8. Memastikan bahwa kondisi sanitasi rumah memadai.

9. Memberikan pengasuhan positif bagi anak.

10. Menjadi teladan dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (membuang sampah pada tempatnya, menggosok gigi secara teratur, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, membebaskan rumah dari asap rokok, menjaga kebersihan lingkungan rumah sehingga terbebas dari bahan berbahaya atau binatang penyebab penyakit).

11. Memastikan bahwa setiap anggota keluarga mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai.

Apabila terjadi gangguan kesehatan dapat segera diatasi sejak dini serta memastikan bahwa balita rutin ditimbang di Posyandu setiap bulan agar terpantau status gizinya.

Kegiatan-kegiatan tersebut apabila dilakukan oleh ayah yang didukung oleh anggota keluarga lainnya dapat menjadi salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan stunting di tingkat keluarga.

Stunting dapat ditekan dan bahkan dihilangkan. Dengan demikian kedekatan keluarga turut melakukan upaya membangun generasi yang berkualitas, yang akan mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Baca juga artikel terkait PENCEGAHAN STUNTING atau tulisan lainnya dari Cornelia Agata Wiji Setianingrum

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Penulis: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Editor: Nur Hidayah Perwitasari