tirto.id - GM JOB Tomori Pertamina-Medco E&P, Tomori Sugeng Haryanto, memprediksi kondisi pasar di tahun 2020 kurang baik bagi perusahaan.
Sebab, kata dia, kelebihan pasokan gas di pasar diperkirakan belum berhenti sehingga berbagai perusahaan mau tak mau harus membatasi atau mengurangi produksi gas mereka.
“Kemungkinan 2020 curtailment [pembatasan] masih akan berlanjut. Ini menjadi tantangan kami di 2020,” ucap Sugeng dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi VII di DPR RI, Senin (20/1/2020).
Tahun 2019 lalu, lanjut Sugeng, perusahaannya juga sudah mengalami sejumlah kendala. Misalnya, keterlambatan penyerapan gas dari PLN hingga kurangnya kemampuan penyerapan gas.
Di tahun ini, perusahaannya bakal berupaya mendorong pembelian gas dan LNG, baik itu untuk PLN maupun konsumen gas lainnya.
“Kami akan berusaha meningkatkan serapan gas. Terutama dari Tomori,” ucap Sugeng.
Kendala dalam pasar gas juga dialami oleh ENI di Blok Muarabakau pada tahun 2019. Sepanjang tahun lalu, perusahaan asal Italia itu juga mengalami penurunan produksi yang disebabkan oleh faktor pasar seperti pembatalan pembelian gas oleh konsumen.
Dengan demikian, perusahaan ENI mengalami kondisi high inventory atau kelebihan stok di Kilang LNG Bontang.
“Pembatalan kargo dan high inventory di Bontang. Kami diperintahkan mengurangi produksi. Menghindari high inventory. Itu yang berperan paling besar pada pengurangan produksi,” ucap Managing Director Eni Indonesia Diego Portoghese dalam rapat dengar pendapat umum dengan Komisi VII di DPR RI, Senin (20/1/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana