Menuju konten utama

Penjelasan Lengkap BMKG Soal Tornado Api di Kebakaran Bromo

Penjelasan lengkap soal fenomena tornado api Bromo yang viral di media sosial, apa penyebab dan bahayanya?

Penjelasan Lengkap BMKG Soal Tornado Api di Kebakaran Bromo
Api membakar hutan dan lahan (karhutla) kawasan Gunung Bromo terlihat di Pos Jemplang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (9/9/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Mada/Spt.

tirto.id - Tornado api atau kerap disebut dust evil terlihat muncul di wilayah kebakaran Gunung Bromo pada Minggu, 10 September 2023. Api itu membakar Gunung Bromo sejak Rabu, 6 September 2024 akibat penggunaan flare atau suar yang dilakukan pengunjung dalam pemotretan prewedding.

Tornado api di Gunung Bromo sempat membuat heboh masyarakat ketika video yang merekam fenomena itu tersebar di sosial media. Dalam potongan video terlihat dari jarak jauh tornado api yang menggulung di sekitar api yang tengah berkobar.

Menanggapi fenomena tornado api itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan bahwa tornado api tidak akan mempengaruhi eskalasi atau perluasan daerah terdampak kebakaran.

Dust devi sifatnya sangat lokal dan dalam waktu singkat, tidak terlalu berpengaruh dalam eskalasi daerah terdampak kebakaran,” kata Abdul pada Antara News pada Senin (11/9/2023).

Mengutip laman National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dust devil merupakan pusaran debu yang terjadi akibat pemanasan permukaan yang kuat. Tornado ini umumnya lebih kecil dan tidak sekuat tornado sesungguhnya.

Diameter tipikal dust devil berkisar antara 10 hingga 300 kaki, dengan ketinggian rata-rata sekitar 500 hingga 1000 kaki. Di sebagian besar lokasi, dust devil biasanya hanya berlangsung beberapa menit sebelum menghilang.

Meskipun demikian, di area gurun pasir, dust devil dapat mencapai ketinggian beberapa ribu kaki dan bertahan selama satu jam atau lebih. Kecepatan angin pada dust devil yang lebih besar dapat mencapai 60 mph atau lebih.

Meskipun umumnya lebih kecil dari tornado, dust devil masih dapat merusak karena mengangkat debu dan puing-puing lainnya ke udara. Bangunan kecil dapat rusak, dan bahkan hancur, jika berada di jalur dust devil yang kuat.

Apa Penyebab Tornado Api di Gunung Bromo?

BMKG Juanda melalui laman Instagram resminya @infobmkgjuanda menjelaskan siklus tornado api, yang dimulai dengan matahari yang memanaskan permukaan tanah. Kemudian, udara panas naik membentuk tekanan rendah.

Udara lebih dingin lalu masuk di sekitarnya dalam tekanan rendah dan membuat pusaran semakin menjulang naik dan bertambah kecepatannya.

Ini selanjutnya membentuk pusaran angin yang kuat dan menyedot pasir dan debu di sekitarnya, fenomena inilah yang disebut dengan dust devil, yang akan berangsur hilang karena bertemu udara lebih dingin.

Dust devil biasanya muncul pada siang-sore yang cerah, kering dan panas berlangsung selama beberapa detik atau menit. Fenomena ini hanya terlihat saat ada media pendukung seperti pasir dan debu.

Dengan melihat siklus tersebut, terdapat lima faktor penyebab terjadinya tornado api menurut BMKG Juanda, meliputi:

  1. Pemanasan matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif
  2. Jumlah tutupan awan yang sangat sedikit atau cuaca cerah
  3. Banyak debu dan pasir di permukaan tanah
  4. Kelembaban rendah
  5. Permukaan tanah yang kering

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari