Menuju konten utama

Pengungsi Gunung Agung Mulai Terserang ISPA dan Diare

Kebersihan lingkungan dan sanitasi yang kurang baik menjadi faktor yang menyebabkan pengungsi terserang sejumlah penyakit.

Pengungsi Gunung Agung Mulai Terserang ISPA dan Diare
Sejumlah anak bermain bola di posko pengungsian Gunung Agung, di Desa Ulakan, Manggis, Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

tirto.id - Sejumlah pengungsi siaga darurat Gunung Agung, Kabupaten Karangasem mulai mengalami infeksi saluran pernapasan, diare, serta hipertensi. Demikian yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya.

“Dari pantauan kami, dalam satu posko pengungsian yang menderita infeksi seluran pernapasan dan diare berkisar 20-30 orang, bahkan ada yang harus dirujuk ke rumah sakit umum daerah,” kata Suarjaya, di Denpasar, Rabu (27/9/2017).

Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan adalah debu yang dihirup oleh pengungsi, mengingat saat ini masih dalam musim kemarau sehingga banyak debu, selain itu sanitasi yang mungkin kurang baik.

“Banyak pengungsi yang juga saya lihat merokok sembarangan, padahal di situ banyak balita, anak-anak, ibu hamil, dan kaum lansia. Selain itu fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) yang jumlahnya sangat kurang,” tambahnya.

Suarjaya menambahkan, pemerintah telah mengetahui permasalahan tersebut, bahkan telah mengerahkan petugas sanitarian, di samping menyiagakan tenaga kesehatan yang jumlahnya hingga berlebih.

“Masalahnya, untuk pencegahan terhadap penyakit ini, sangat memerlukan dukungan dari pengungsi sendiri yang harus menjaga kesehatan diri dan turut membersihkan lingkungan. Jangan sampai karena keterbatasann sarana MCK, lalu malas mandi, tidak mencuci tangan sebelum makan dan buang air sembarangan,” imbuhnya.

Lanjut Suarjaya, apabila dilihat dari jenis makanan yang dikonsumsi pengungsi, gizinya sudah cukup bagus dan berimbang, hanya dari sisi kebersihan yang harus tetap dijaga.

“Kami juga telah menyiapkan biskuit bergizi yang dapat diberikan untuk anak-anak dan ibu hamil, sebagai upaya untuk memenuhi kandungan gizi pengungsi,” katanya.

Apabila ditinjau dari sisi ketersediaan obat-obatan, jumlahnya sudah mencukupi, Suarjaya juga mengingatkan kepada petugas kesehatan agar rasional dalam menggunakannya.

“Saya sangat mengharapkan kesadaran para pengungsi untuk menjaga kesehatan, karena jika tidak kasus penyakit tersebut akan semakin berkembang. Apalagi kemungkinan para pengungsi akan tinggal lama di tempat tersebut,” tutupnya.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo