tirto.id - Direktur Survei Lintas Nusantara Emrus Sihombing menilai, dukungan partai politik (parpol) tanpa syarat pada kandidat yang akan bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan pembodohan publik. Pasalnya, dalam dunia politik tidak ada yang gratis.
“Publik harus tahu bahwa tidak ada syarat yang gratis, disosialisasikan seolah-olah tanpa syarat, padahal biasanya syarat dibicarakan politik panggung belakang, tidak akan mungkin ada dukungan politik tanpa kompromi politik,” kata dia, di Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Menurut Emrus, justru pernyataan dukungan tanpa syarat dari parpol tersebut menunjukan kedunguan untuk mengelabui rakyat. Padahal jelas sekali dalam politik tidak ada hal yang gratis.
Hal ini disampaikannya menanggapi adanya pernyataan dukungan tanpa syarat yang dilakukan parpol mendukung kandidat dalam Pilkada Jakarta, seperti Partai Nasdem dan Partai Hanura yang menyatakan dukungannya pada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Padahal jelas, kata dia, pengalaman dalam pemilihan presiden di mana dukungan tanpa syarat hanya propaganda politik alias omongan doank (omdo). Menurut dia, dukungan tanpa syarat kepada seseorang apalagi di luar partainya secara akademik menyalahi idealisme dari parpol tersebut.
Menurut dia, seharusnya syarat tidak dibicarakan di panggung belakang, namun dapat lebih terbuka kepada masyarakat apa saja yang diinginkan partai. Pasalnya, syarat yang dibicarakan di panggung belakang, kata Emrus, lebih mencerminkan suatu keinginan yang negatif dari parpol.
Sebelumnya, menurut dia, pemilihan presiden 2014 menjadi pengalaman bangsa ini. Pernyataan dukungan tanpa syarat dan tidak akan bagi-bagi kekuasaan menjadi propaganda politik. Hal yang mustahil dilaksanakan dalam politik.
Emrus menambahkan, pemerintahan dengan koalisi dipastikan membutuhkan kompromi politik. Bagi-bagi kekuasaan merupakan upaya untuk berkompromi dengan koalisi pedukungnya. Tidak ada partai pendukung yang mau berada di luar pemerintahan dan hanya menonton. (ANT)