Menuju konten utama

Penelitian: Cukur Rambut Kemaluan Tak Tingkatkan Risiko IMS

Studi ini melibatkan 214 mahasiswi di Amerika Serikat yang seluruhnya melakukan perawatan mencukur rambut kemaluan.

Penelitian: Cukur Rambut Kemaluan Tak Tingkatkan Risiko IMS
Ilustrasi perawatan vagina. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Penelitian terbaru membuktikan bahwa mencukur rambut kemaluan tidak terbukti dapat menularkan penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual (IMS). Ini tentu merupakan kabar baik bagi orang-orang yang menggemari brazilian waxing.

Dilansir dari Live Science, pada 2016 lalu sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sexually Transmitted Infections, menyebutkan bahwa orang yang menghilangkan rambut kemaluan 80 persen lebih mungkin tertular IMS, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah melakukan pencukuran.

Sayangnya, studi ini tidak dapat membuktikan bahwa pencukuran rambut kemaluan bertanggung jawab secara langsung atas peningkatan risiko orang-orang dengan IMS.

Sementara itu, penelitian terbaru 2019 justru tidak membuktikan adanya hubungan antara mencukur dengan penularan IMS.

Studi ini melibatkan 214 mahasiswi di Amerika Serikat yang seluruhnya melakukan perawatan mencukur rambut kemaluan.

Lebih dari separuh perempuan diidentifikasi sebagai pencukur "ekstrem", yang berarti mereka mencukur habis rambut di kemaluannya setiap minggu dalam satu tahun terakhir.

Lalu 40 persen perempuan mengaku menjadi pencukur rambut kemaluan selama satu bulan belakangan. Hampir seluruh mahasiswi yang terlibat mengaku pernah melakukan hubungan seksual setidaknya satu kali seumur hidup.

Hasilnya, kurang dari 10 persen peserta dinyatakan positif terkena IMS, yakni klamidia atau gonore dan tidak ada yang dinyatakan positif untuk keduanya.

Karena hanya 10 persen, para peneliti menyimpulkan tidak ada hubungan antara seberapa sering seorang perempuan mencukur rambut kemaluan dan risikonya tertular dua IMS yang paling umum di Amerika.

Tetapi, di sisi lain, tingkat kegiatan seksual lebih erat kaitannya dengan diagnosa IMS dibandingkan perawatan mencukur.

Penelitian ini menemukan bahwa 40 persen dari perempuan yang melakukan pencukuran ekstrem melaporkan berhubungan seks setiap hari atau setiap minggu dalam satu tahun terakhir.

"Frekuensi seksual ... bisa terkait dengan seberapa sering mereka melakukan perawatan mencukur," kata Luster, peneliti dari Michigan Medicine seperti yang dilansir dari NCBC News.

IMS sendiri merupakan penyakit yang utamanya ditularkan oleh bakteri, virus, dan parasit.

Dilansir dari Mayo Clinic, IMS utamanya ditularkan melalui kegiatan seksual yang tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom dan berganti-ganti pasangan.

Selain itu, IMS juga dapat ditularkan melalui gen, kontak darah atau luka, ASI dari ibu ke bayi, dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Tidak mengonsumsi narkoba, melakukan pemeriksaan secara teratur, dan tidak melakukan kegiatan seks yang berisiko, terbukti mampu mencegah penularan IMS.

Baca juga artikel terkait INFEKSI MENULAR SEKSUAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari