tirto.id - Penelitian terbaru menunjukkan penyebaran virus Zika dapat melalui air mata. Penelitian yang menggunakan percobaan pada tikus itu mengungkap virus Zika bisa hidup di mata. Dengan hasil penelitian terbaru ini diketahui alasan penyebab kebutaan pada beberapa kasus penderita Zika.
"Studi kami menunjukkan bahwa mata bisa menjadi reservoir untuk virus Zika," kata Michael Diamond, seorang profesor dari Washington University School of Medicine penulis senior pada studi tersebut seperti dikutip Antara dari AFP, Rabu (7/9/2016).
Penelitian terbaru di jurnal Cell Reports itu mempelajari efek infeksi virus Zika pada mata janin, bayi baru lahir dan tikus dewasa.
"Kami perlu mempertimbangkan apakah orang dengan Zika menyimpan virus pada mata mereka dan berapa lama virus itu benar-benar ada," tambahnya.
Para peneliti berencana untuk memperluas penelitian dengan melibatkan pasien terinfeksi virus Zika.
Bagi kebanyakan orang Zika menyebabkan gejala ringan seperti demam dan ruam kulit. Virus ini paling bahaya ketika menyerang wanita hamil, anak yang dilahirkan bisa menyebabkan microcephaly, kepala kecil pada bayi.
Sepertiga dari bayi yang terinfeksi Zika dalam kandungan juga berisiko mengidap penyakit mata seperti peradangan saraf optik, kerusakan retina atau kebutaan, sebut para peneliti.
Pada orang dewasa, Zika menyebabkan konjungtivitis yang dikenal sebagai mata merah. Selain itu, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, terdapat peradangan pada dinding mata sehingga menyebabkan kebutaan permanen.
Metode Penelitian
Untuk menghasilkan kesimpulan seperti itu, para peneliti melakukan uji coba dengan menginfeksikan virus Zika ke bawah kulit tikus atau mirip dengan cara nyamuk menginfeksi manusia.
Pada hari ketujuh setelah diinfeksi, peneliti menemukan ada Virus Zika di mata tikus. Hasil uji coba ini memungkinkan bila infeksi vius Zika dapat menular pada manusia bila menyentuh air mata yang terkontaminasi.
Namun hingga kini para peneliti masih belum jelas mengetahui bagaimana virus Zika bisa sampai ke mata. Salah satu kemungkinan adalah ia melintasi "penghalang darah-retina yang memisahkan mata dari aliran darah, berjalan sepanjang saraf optik yang menghubungkan otak dan mata," kata peneliti dalam sebuah pernyataan.
Editor: Agung DH