Menuju konten utama

Pendukung ISIS Ramaikan Ledakan Bom Konser Ariana di Medsos

Twitter yang terhubung dengan ISIS mengirim pesan perayaan dengan menggunakan tanda pagar mengacu pada ledakan itu.

Pendukung ISIS Ramaikan Ledakan Bom Konser Ariana di Medsos
Sebuah ledakan terjadi pada konser penyanyi asal AS, Ariana Grande yang berlangsung di utara kota Manchester, Inggris. FOTO/AP

tirto.id - Media sosial diramaikan pendukung ISIS pada Selasa (23/5/2017) setelah ledakan pada konser Ariana Grande di Inggris utara. Meskipun begitu, kelompok tersebut tidak mengaku secara resmi bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan sebanyak 22 orang itu, berdasarkan laporan terbaru.

Kepolisian Inggris mengatakan menangani ledakan di Manchester Arena pada akhir konser penyanyi Ariana Grande seperti penanganan terhadap ulah teroris. Lebih dari 50 orang lain dilaporkan terluka akibat ledakan itu.

Twitter yang terhubung dengan ISIS mengirim pesan perayaan dengan menggunakan tanda pagar mengacu pada ledakan itu, dengan beberapa pengguna mendorong serangan serupa di tempat lain.

"Tampaknya, bom angkatan udara Inggris, yang menimpa anak-anak Mosul dan Raqqa baru saja kembali ke #Manchester," kata Abdul Haqq di Twitter, mengacu pada kota di Suriah dan Irak, yang dikuasai pemberontak, tempat pasukan gabungan pimpinan AS melakukan serangan udara.

Pendukung itu menuliskan pesan yang saling mendorong untuk melakukan serangan "serigala tunggal" di Barat dan membagikan video ISIS, yang mengancam Amerika Serikat dan Eropa.

Seorang pengguna mengatakan bahwa dia berharap kelompok ISIS bertanggung jawab atas serangan tersebut, meskipun tidak ada klaim yang muncul di saluran media sosial resmi pihak militan manapun.

"Kami berharap pelaku adalah salah satu anggota kelompok IS," tulisnya di saluran yang terhubung dengan kelompok itu melalui jaringan pesan Telegram.

Pengguna lain memasang spanduk bertuliskan "permulaannya ada di Brussels serta Paris, dan di London kita membentuk negara," mengacu pada serangan "serigala tunggal" serupa di Belgia dan Prancis yang kelompok tersebut telah mengaku bertanggung jawab.

Menanggapi hal itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa ledakan yang terjadi itu ditangani sebagai serangan teroris.

Jika dikonfirmasi, peristiwa ini akan menjadi serangan militan paling mematikan di Inggris sejak empat orang pelaku membunuh 52 orang dalam aksi bom bunuh diri di sistem transportasi London pada Juli 2005.

Pejabat AS menggambarkan hubungan sejajar antara ledakan itu dan serangan terkoordinasi pada November 2015, yang dilakukan oleh gerilyawan di gedung konser Bataclan dan tempat-tempat lain di Paris, yang mana diklaim sekitar 130 jiwa.

Dua pejabat, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan jati dirinya, mengatakan bahwa tanda awal menunjukkan pelaku bom bunuh diri adalah penanggung jawab ledakan tersebut.

Baca juga artikel terkait BOM MANCHESTER atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari