tirto.id - Rencana pemakzulan Presiden Brazil Dilma Rousseff memicu aksi turun ke jalan pada Selasa, (10/05/2016), yang dimotori oleh Front Rakyat Brazil. Mereka melakukan aksi blokade jalanan dan menghalangi beroperasinya angkutan umum di sekitar 13 negara bagian dan Distrik Federal.
Aksi protes ini dilakukan sehari menjelang pemungutan suara oleh Senat untuk menentukan apakah proses pemakzulan Rousseff akan dimulai. Apabila mayoritas anggota Senat setuju, maka Rousseff akan dilengserkan sementara dari jabatannya dengan tuduhan pelanggaran hukum anggaran.
Massa pemrotes memenuhi jalanan di Negara Bagian Bahia, Ceara, Espirito Santo, Maranho, Minas Gerais, Paraiba, Parana, Pernambuco, Piaui, Rio de Janeiro, Rio Grande do Norte, Rio Grande do Sul dan Sao Paulo.
Front Rakyat Brazil selaku inisiator aksi adalah gerakan yang terdiri dari 60 organisasi sosial. Mereka mengklaim bahwa pemakzulan adalah “kudeta terhadap Brazil dan rakyat Brazil, serta menunjukkan kurannya penghormatan bagi suara rakyat", seperti dikutip Xinhua --yang dipantau kantor berita Antara di Jakarta, Rabu pagi, (11/05/2016).
Pemimpin kelompok Sentral Pekerja Bersatu Brazil, Vagner Freitas, menuding manuver pemakzulan oleh Senat tersebut sengaja dirancang untuk menaikkan Wakil Presiden Michel Terner. Terner dianggap berencana menghilangkan hak bersejarah para pekerja.
Anggota penuh Senat dijadwalkan melakukan pemungutan suara untuk menentukan dimulainya proses pemakzulan terhadap Rousseff pada Rabu, (11/05/2016)
Jika mosi itu disetujui, Rousseff untuk sementara akan digeser dari jabatannya selama 180 hari, sehingga Wakil Presiden Temer akan mengambil-alih tanggung jawab sebagai Presiden selama pengadilan terhadap Rousseff berlangsung.
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra