Menuju konten utama

Pemimpin ISIS Diklaim Tewas Sebelum Menyerang Saat Ramadan

Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyatakan pemimpin ISIS itu telah menjadi buron sejak 2014 dan bersembunyi di daerah Gunung Salloum.

Pemimpin ISIS Diklaim Tewas Sebelum Menyerang Saat Ramadan
Ilustrasi. Asap terlihat dari sebuah bom mobil yang meledak dalam sebuah pertang dengan militan Islamic State di Mosul, Irak, Senin (6/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Thaier Al-Sudani.

tirto.id - Seorang pemimpin ISIS yang merencanakan serangan pada bulan suci Ramadan telah tewas oleh pasukan keamanan Tunisia, demikian menurut otoritas negara itu pada Senin (29/5/2017) waktu setempat.

Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataannya tidak mengidentifikasi tersangka, namun menyatakan bahwa dia anggota utama ISIS dan "berbahaya" serta dinyatakan tewas dalam operasi pada Minggu (28/5/2017) malam yang dilancarkan oleh Garda Nasional dekat perbatasan Aljazair.

Sebelas surat perintah penangkapan juga sudah dikeluarkan untuk tersangka yang punya hubungan dengan "operasi teroris" menurut kementerian, seperti dikutip Antara.

Juru bicara yudikatif Sofiene Sliti memberi tahu radio Shems FM bahwa tersangka adalah warga Tunisia yang dikenal sebagai Houssem Tlithi, yang lahir tahun 1997.

Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyatakan tersangka menjadi buron sejak 2014 dan bersembunyi di daerah Gunung Salloum, benteng pertahanan ekstremis.

Gunung Salloum dekat dengan Gunung Chambi, tempat 15 tentara tewas dalam serangan paling mematikan terhadap Angkatan Bersenjata tahun 2014.

Dalam operasi Minggu malam tersebut, ekstremis lain terluka dan senjatanya disita, termasuk di antaranya senapan Kalashnikov dan bahan yang digunakan untuk membuat sabuk peledak.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan mereka sudah biasa dengan serangan "teroris" selama Ramadan, bulan suci ketika orang-orang beriman tidak makan dan minum dari fajar sampai senja yang dimulai Sabtu (27/5/2017) di sebagian besar negara.

Sejak revolusi tahun 2011, Tunisia menghadapi peningkatan serangan ekstremis yang menewaskan lusinan anggota pasukan keamanan dan 50 turis asing.

Negara itu dalam keadaan darurat sejak November 2015, ketika bom bunuh diri yang diklaim oleh ISIS menewaskan 12 pengawal presiden menurut warta kantor berita AFP.

Sebelumnya, pada Maret 2015, ISIS juga menyatakan bertangungjawab atas serangan terhadap wisatawan asing di museum nasional Tunisia, yang menewaskan 21 orang.

Pihak berwenang menyatakan sudah mengidentifikasi dua pria bersenjata yang terbunuh setelah serangan yang memicu seruan persatuan nasional untuk melawan ekstremisme.

Dalam pesan audio yang disiarkan daring, ISIS menyatakan "dua kesatria Negara Islam... dipersenjatai dengan senjata otomatis dan granat, membidik museum Bardo.”

Kelompok yang memiliki ratusan anggota warga Tunisia itu mengancam akan melakukan lebih banyak serangan dengan menyatakan: "Apa yang Anda lihat baru permulaan."

Baca juga artikel terkait ISIS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari