Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Pemerintah Upayakan Dampak Embargo Vaksin Pulih pada Mei 2021

Menkes Budi sebut pemerintah tengah berusaha menegosiasikan pengadaan vaksin agar kembali normal pada Mei 2021.

Pemerintah Upayakan Dampak Embargo Vaksin Pulih pada Mei 2021
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) didampingi Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kanan) dan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soetta Darmawali Handoko (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan peninjauan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pekerja bandara di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (24/3/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal /aww.

tirto.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tengah berupaya menormalisasi pengadaan vaksin akibat embargo vaksin dari beberapa negara. Budi sebut pemerintah tengah berusaha menegosiasikan pengadaan vaksin agar kembali normal pada Mei 2021.

"Kami sedang negosiasi dengan produsen-produsen vaksin dan negara-negara produsen vaksin mudah-mudahan di Mei bisa kembali normal sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus meningkat," kata Budi dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/4/2021).

Budi menuturkan, Indonesia kini telah berhasil melakukan 12,7 juta vaksinasi. Dalam 1 minggu, Indonesia berhasil menambah 2,5 juta vaksinasi per minggu. Akan tetapi, embargo yang terjadi akibat lonjakan kasus di Filipina, Papua Nugini, India, Amerika dan Brazil membuat pemerintah mengalami kendala dalam pengadaan vaksin Indonesia. Budi mengatakan, jumlah vaksin Indonesia menjadi berkurang akibat embargo tersebut.

"Jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis, atau totalnya 2 bulan adalah 30 juta dosis, kita hanya bisa dapat 20 juta dosis, atau dua pertiganya sehingga akibatnya laju vaksinasinya (...) mohon maaf kami atur kembali," kata Budi.

Pemerintah lantas menerapkan strategi ulang dalam pelaksanaan vaksinasi, kata Budi.

Pemerintah kembali akan fokus pemberian vaksin kepada mereka yang mudah terpapar dan berisiko tinggi. Pemerintah memilih para lansia karena 50 persen dari total yang wafat adalah lansia. Setelah itu, mereka baru berlanjut ke guru demi memenuhi target sekolah tatap muka.

"Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April ini, kami arahkan agar disuntikkan terutama untuk para lansia dulu, yang sebagian besar lansia kalau ada jatah, sisanya kami suntikan ke guru, karena memang rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni, supaya Juli kita mulai bertahap bisa kita buka (sekolah)" kata Budi.

Baca juga artikel terkait VAKSIN CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz