Menuju konten utama

Pemerintah Tutupi Penyakit Meninggalnya Pasien Suspect Corona

"Itu kan ada kode etik. Kalau dia kena COVID-19 baru kami omongkan. Kalau tidak kan kami enggak bisa sebutkan dong," kata Menko PMK Muhadjir Effendi.

Pemerintah Tutupi Penyakit Meninggalnya Pasien Suspect Corona
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memimpin Rakor Tingkat Menteri (RTM) tentang Pemulangan WNI ABK Kapal World Dream di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (24/02/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan satu pasien yang meninggal di RS Kariadi, Semarang, Jawa Tengah bukan karena terkena Virus Corona meski pasien tersebut dinyatakan suspect virus corona. Muhadjir mengaku sempat memeriksa rekam medis pasien tersebut serta memeriksa ke laboratorium untuk memastikan pemeriksaan dokter.

"Saya sudah kroscek di RS Kariadi, kepala dinas kesehatan dan direktur sudah menyampaikan data, terus saya kroscek ke pusat Litbang untuk penyakit infeksi. Direkturnya langsung dan sudah diberi list datanya tentang dia dan negatif," kata Muhadjir usai rapat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Muhadjir menjawab alasan dokter tidak mengungkapkan penyakit sang pasien. Ia mengatakan, pemerintah tidak bisa sembarangan karena menyangkut rekam medis sehingga dilarang oleh kode etik kedokteran.

"Itu kan ada kode etik. Kalau dia kena COVID-19 baru kami omongkan. Kalau tidak kan kami gak bisa sebutkan dong," kata Muhadjir.

Muhadjir pun menerangkan alasan pemerintah memakamkan pasien tersebut dengan menggunakan plastik. Ia beralasan, sang pasien meninggal dalam situasi pneumonia sehingga harus dibungkus. Muhadjir menegaskan pembungkusan itu sama sekali tak terkait Virus Corona.

"Itu memang prosedur terhadap mereka yang meninggal karena pneumonia, tapi itu dipastikan bukan Corona virus. Itu sejak dulu sudah ada prosedurnya," kata Muhadjir.

Sejak Januari 2020, RSUP dr. Kariadi Semarang telah merawat 23 pasien suspect virus corona dan dari jumlah tersebut, 13 pasien di antaranya masuk kategori orang dalam pemantauan, sedangkan yang lainnya merupakan kategori pasien dalam pengawasan.

Hingga Rabu (26/2/2020), RSUP dr.Kariadi masih merawat seorang pasien suspect virus corona di ruang isolasi guna kepentingan penanganan medis secara lebih lanjut.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP dr Kariadi Semarang, Nurdopo Baskoro mengatakan penyebab seorang pasien pria yang meninggal dunia setelah sempat dirawat di ruang isolasi selama beberapa hari bukan karena terinfeksi virus corona (Covid 19), Rabu (26/2/2020).

"Bahwa memang benar ada satu pasien di RSUP dr Kariadi yang meninggal dan pasien itu dirawat ruang isolasi, namun hasil laboratorium (terhadap pasien suspect corona) yang sudah kami kirim ke Litbangkes di Jakarta, negatif atau tidak terinfeksi virus corona," kata Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP dr.Kariadi Nurdopo Baskoro saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, melansir laman Antara News.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto